Selasa, 16 Februari 2021

Menulis Buku Ajar

Kebanyakan penulis, apalagi penulis pemula belum mengetahui bagaimana caranya mengirim naskah ke penerbit mayor, bagaimana kriteria naskah yang diterima untuk diterbitkan di penerbit mayor, dan apa yang harus dilakukan agar naskah diterima oleh penerbit mayor.

Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini kita akan mendapatkan pencerahan mengenai semua hal tersebut dari seorang direktur salah satu penerbit mayor di Indonesia yaitu Bapak Joko Irawan Mumpuni yang merupakan direktur penerbitan penerbit ANDI Offset. Selain itu, ia juga seorang penulis buku bersertifikat BNSP dan asesor BNSP. Berikut ini adalah beberapa hal yang disampaikan oleh Bapak Joko pada saat sebagai narasumber di pelatihan Belajar Menulis Gelombang 17.

A.      Ekosistem Penerbitan


Gambar diatas merupakan bagan dari industri penerbitan. Berdasarkan gambar tersebut kita dapat melihat hubungan antar stakeholder-stakeholder yang terlibat dalam penerbitan sebuah buku. Apabila kita sederhanakan, ekosistem penerbitan memiliki 4 komponen yaitu, penulis, penerbit, penyalur, dan pembaca. Dimana penulis, penerbit, dan penyalur sebagai pelaku industry penerbitan, sedangkan pembaca merupakan konsumen atau target pasar.

Setiap pelaku industry akan mendapatkan keuntungan yang berbeda-beda dari hasil penjualan buku. Toko buku sebagai distributor/penyalur akan mendapatkan 35-40 % hasil penjualan. Sedangkan penulis dan penerbit masing-masing mendapatkan 10% dan 50% dari penjualan.

Bapak Joko juga menjelaskan bahwa pertumbuhan industri penerbitan/literasi di Indonesia terbilang rendah. Berdasarkan hasil riset dari UNESCO tahun 2016, tingkat literasi Indonesia berada pada peringkat nomor tiga dari bawah diantara negara-negara di Asia Tenggara, diantara penyebabnya adalah:

  1. Kurangnya minat baca, yang terdiri dari budaya baca, kurangnya bahan bacaan, dan kualitas bacaan.
  2. Kurangnya minat tulis, yang terdiri dari budaya tulis, tidak tahu prosedur menulis dan penerbitan.
  3. Kurangnya apresiasi hak cipta, yaitu pembajakan, duplikasi non legal, dan perangkat hukum.

Oleh sebab itu, diharapkan melalui pelatihan belajar menulis ini dapat melahirkan penulis-penulis baru. Selain dapat meningkatkan minat baca dan tulis juga dapat meningkatkan kesadaran untuk menghargai karya orang lain, karena akan semakin banyak orang yang akan merasakan tidak mudahnya untuk menghasilkan karya atau menerbitkan buku.

B.       Proses Naskah Menjadi Buku

Setelah naskah dikirimkan oleh penulis, proses pertama yang dilakukan oleh penerbit adalah menilai naskah tersebut terhadap kemungkinan untuk diterbitkan. Hanya ada dua keputusan yang akan diberikan oleh penerbti yaitu diterima atau ditolak. Berikut adalah cara yang dapat kita laukan untuk mengirim naskah ke penerbit.

  1. Cetak naskah lengkap
  2. Sertakan biodata diri
  3. Sertakan deskripsi segmen pasar yang ingin diraih
  4. Masukkan naskah kedalam amlop dan kirimkan ke penerbit
  5. Tunggu pemberitahuan apakah naskah diterima/tidak

Naskah yang tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan otomatis akan ditolak oleh penerbit dan dikembalikan ke penulis. Sedangkan, apabila naskah tersebut diterima maka pihak penerbit akan memberikan surat pemberitahuan kepada penulis melalui email atau surat cetak. Didalam surat tersebut biasanya sudah berisi lampiran SPP (Surat Perjanjian Penerbitan). Berikut adalah beberapa model kerja sama antara penulis dan penerbit.

  1. Kerjasama regular, naskah belum tentu diterbitkan
  2. Kerjasama MoU antar lembaga
  • Naskah ada jaminan pasti diterbitkan
  • Logo kampus dicantumkan dalam cover
  • Meningkatkan rangking webometric kampus karena buku tersebut akan diupload di googlebook
  • Wajib dipakai/dibeli kampus minimal 300 eks/pesanan.
      3.  Kerjamasama MoU perorangan

SPP tersebut harus ditanda tangani oleh penulis dan dikirimkan kembali ke penerbit bersama dengan softcopy naskah lengkap. Barulah kemudian penerbit mengedit naskah tersebut.

Bapak Joko menambahkan. sebelum mengirim naskah, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam memilih penerbit yang tepat untuk mengajukan naskah . Adapun ciri-ciri penerbit yang baik adalah:

  1.  Memiliki visi dan misi yang jelas
  2.  Memiliki bussines core lini produk tertentu
  3.  Pengalaman penerbit
  4. Jaringan pemasaran luas
  5. Memiliki percetakan sendiri
  6. Keberanian mencetak eksemplar dalam jumlah besar
  7. Kejujuran dan pembayaran royalty

 Sedangkan, penerbit yang harus diwaspadai memiliki ciri-ciri:

  1. Hanya bertindak sebagai broker naskah
  2.  Alamat tidak jelas
  3. Tidak ada dokumen perjanjian penerbitan yang baik
  4. Tidak memiliki jaringan pemasaran dan distribusi sendiri
  5. Tidak memiliki percetakan sendiri
  6. Persentase royalty tidak wajar
  7. Laporan keuangan tidak jelas

C.      Kriteria Naskah

Bapak Joko mengatakan bahwa setiap bulan naskah yang dikirimkan ke penerbit ANDI Offset rata-rata berjumlah 300 naskah. Sedangkan jumlah naskah yang diterbitkan atau diterima hanya 50-60 judul saja. Hal tersebut menandakan bahwa naskah yang ditolak lebih banyak dibandingkan yang diterima. Kenapa demikian? Ada beberapa pertimbangan yang ditetapkan oleh penerbit dalam menerima naskah.

1.        Indikator Penilaian

Berikut ini adalah beberapa indikator sistem penilaian di penerbitan yang menentukan naskah bisa diterbitkan atau tidak.

  • Editorial                      10%
  • Peluang potensi pasar 50%
  • Keilmuan                     30%
  • Reputasi penulis          10%
Persentase yang paling besar dan paling menentukan untuk suatu naskah bisa diterima oleh penerbit adalah peluang potensi pasar. Oleh sebab itu, untuk penulis pemula yang belum memiliki reputasi dalam menulis, carilah tema-tema yang mempunyai peluang pasar yang bagus agar diterima oleh penerbit. 

2.        Tema dan Penulis

Ada beberapa kriteria naskah yang bisa diterima atau ditolak oleh penerbit, yaitu:

  • Tema tak populer, penulis populer. Naskah tersebut diterima karena yang dijual adalah reputasi dari penulisnya.
  • Tema dan penulis populer. Inilah ciri buku yang biasanya laris dipasaran yang paling disukai oleh penerbit.
  • Tema populer, penulis tak populer. Inilah sesuai dengan keadaan penulis pemula, carilah tema populer yang terus diminati oleh masyarakat setiap waktu walaupun reputasi kita belum populer. Contohnya buku ajar karena dibutuhkan setiap tahun.
  • Tema dan penulis tak populer. Naskah semacam inilah yang ditolak oleh penerbit. Karena tidak ada yang bisa dijual baik dari aspek tema naskah maupun dari aspek penulis.

Penerbit dapat mengetahui apakah tema dan penulis tersebut popular atau tidak, yaitu dari google trend. Dengan hanya mengetik judul naskah di google trend, penerbit dapat mengetahui apakah tema tersebut sedang dibutuhkan oleh masyarakat atau tidak dan apakah penulis dikenal oleh masyarakat luas atau tidak.

Oleh sebab itu, kita sebagai penulis pemula juga bisa memanfaatkan google trend untuk mengetahui apa yang sedang trending saat ini. Selain itu kita juga bisa memanfaatkan media sosial. Melalui media sosial kita bisa menelusuri topik apa yang sedang hangat dan banyak dibahas, sehingga kita bisa menentukan tema yang tepat untuk menulis naskah.

3.        Tingkatan Materi dan Lebar Pasar.

  1. Advance, jumlah konsumen sedikit dan jumlah penulis juga sedikit.
  2. Intermediate, jumlah konsumen sedang dan jumlah penulis juga sedang.
  3. Beginner, jumlah konsumen besar dan jumlah penulis juga besar.

Buku yang laku adalah buku yang tingkat ilmunya dasar. Misalnya buku untuk sekolah SD, SMP, atau SMA. Hal inilah yang sering terjadi kesalahpahaman diantara penulis, penulis cenderung untuk menulis buku yang tingkat ilmunya tinggi. Penulis yang telah memiliki tingkat pendidikan.

4.        Gaya Selingkung

Pada dasarnya penerbit tidak pernah menolak jenis gaya selingkung tertentu, asalkan gaya selingkung dalam naskah buku tersebut konsisten. Berikut adalah beberapa jenis gaya selingkung yang digunakan dalam penulisan

  • American Language Association (ALA)
  • Michigan Language Association (MLA)
  • Chicago Manual Style (CMS)
  • American Psychology Association (APA)
  • Vancouver Style
  • Harvard Style

 5.        Jumlah Cetak (Oplah)

Proses penerbitan juga tidak bisa terlepas dari jumlah cetak atau yang sering disebut dengan oplah. Ada beberapa dasar penentuan oplah, yaitu sebagai berikut.

  • Market sempit dan lifecycle panjang, jenis buku ini penerbit tidak akan mengalami kerugian tapi laku tertunda. Karena buku jenis ini akan laku sepanjang masa meskipun tidak diupdate atau revisi. Contoh buku jenis ini adalah buku-buku ilmu murni seperti matematika dasar, fisika dasar, kimia dasar dan lain-lain.
  • Market lebar dan lifecycle panjang, jenis buku inilah yang paling disukai oleh penerbit, karena buku jenis ini setiap saat akan laku dan jumlahnya besar. Contohnya buku ensiklopedia computer, tokoh dunia, kamus, dan lain-lain.
  • Market lebar dan lifecycle pendek, buku yang tergantung dari perkembangan teknologi. Seperti buku informatika, computer dan lain-lain. Agar tetap laku buku jenis ini harus direvisi sesuai dengan perkembangan zaman. Revisi dilakukan di softcopynya tetapi revis tidak bisa dilakukan pada buku yang telah dicetak. Inilah yang menimbulkan kerugian bagi penerbit dan biasanya akan dimusnahkan oleh penerbit agar tidak menimbulkan biaya gudang.
  • Market sempit dan lifecycle pendek, jangan sampai kita menulis buku jenis ini. Seperti berita harian atau mingguan dan jelas tidak akan diterima oleh penerbit.

D.      Penulis

Berdasarkan pada pengaruh produktivitas dan kualitas, penulis dapat dikelompokkan menjadi: 1) tidak idealis dan industrialis, 2) penulis idealis dan industrialis, 3) penulis tidak idealis dan tidak industrialis, serta 3) penulis idealis dan tidak industrialis.

Penulis yang idealis adalah penulis yang tidak butuh uang dan tidak pernah menanyakan royalty. Tetapi penulis idealis ini susah diajak bekerja sama dengan penerbit. karena kurang bisa menerima saran dari penerbit agar naskahnya diperbaiki. Adapun ciri-ciri penulis idealis adalah sebagai berikut.
  1.  Menulis tidak begitu memperhatikan kebutuhan pasar
  2. Tidak begitu suka dengan campur tangan pihak lain
  3. Impalan finansial tidak begitu dipentingkan
  4.  Kesempurnaan sebuah karya lebih penting dari pada produktifitas

Sedangkan penulis industrialis adalah penulis yang orientasinya semata-mata royalty atau financial. Ciri-ciri penulis industrialis, yaitu:

  1. Menulis dengan sangat memperhatikan kebutuhan pasar
  2. Terbuka dan lapang dada terhadap segala intervensi pihak lain
  3. Imbalan finansial merupakan tujuan utama
  4. Terkadang kesempurnaan karya tidak lebih penting dari pada produktifitas.

Penulis yang dicari oleh penerbit adalah kombinasi dari idealis dan industrialis. Ciri-ciri penulis tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Tetap memperhatikan kebutuhan pasar, namun tetap berani ambil sikap yang berbeda dengan kebanyakan penulis lain
  2. Meskipun terbuka terhadap masukan orang lain, tetap mempunyai pendirian yang kokoh.
  3. Imbalan finansial memang penting, namun tetap memperhatikan kualitas
  4. Keseimbangan antara kesempurnaan karya dan produktifitas

Sebagai penulis, apabila kita berhasil menerbitkan naskah di penerbit mayor, ada beberapa hal yang akan kita peroleh yaitu:

  1. Kepuasan apabila buku itu dapat bermanfaat bagi pembaca dan buku sebagai karya monumental yang akan dikenang sepanjang masa
  2. Reputasinya meningkat dan dikenal, buku sebagai karya monumental yang terpublikasi akan meningkatkan reputasi penulisnya.
  3. Karir meningkat, adanya kebutuhan peningkatan status jabatan dan peluang karir di institusi atau perusahaan.
  4. Peningkatan finansial, royalty, diskon pembelian langsung, dan seminar/mengajar.

Itulah beberapa hal yang harus kita ketahui sebelum memutuskan mengirim naskah ke penerbit mayor. Pengetahuan tersebut dapat kita jadikan sebagai acuan dalam rangka menghasilkan naskah yang berkualitas dan sesuai dengan kriteria penerbit. Sehingga naskah yang kita kirimkan tidak ditolak dan masuk dalam daftar rencana penerbitan oleh penerbit.

Bapak Joko menutup materi dengan membagikan beberapa quote tentang penulis dari dua orang penulis hebat dan terkenal.

“Bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah” (Imam Al-Ghazali)

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah”. (Pramoedya Ananta Toer)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sudah Buka, Kok Lemas!

  Hal yang kita tunggu setelah berpuasa seharian adalah waktu berbuka. Dengan berbuka kita berharap dapat mengisi kembali energi yang hilang...