Rabu, 15 Juli 2020

Pembelajaran Jarak Jauh adalah Pembelajaran yang Justru Memudahkan

Semenjak virus corona menyerang Indonesia yang telah menimbulkan ribuan korban, beberapa Pemerintah Daerah memutuskan untuk meliburkan semua lembaga pendidikan untuk memutuskan rantai penyebaran virus tersebut. Namun, walaupun kegiatan belajar mengajar disekolah diliburkan tetapi proses belajar harus terus dilakukan walaupun dari rumah. Hal tersebut memaksakan para guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran harus kreatif dalam mencari solusi bagaimana baiknya proses pembelajaran dilakukan secara jarak jauh.

Berdasarkan hal tersebut OmJay mengundang seorang narasumber yaitu Bapak Indra Charismiadji untuk berbagi ilmu dengan para guru di dalam Group Whatsapp Belajar Menulis Gelombang 4 tentang Mendesain Pembelajaran Jarak Jauh yang Efektif. Bapak Indra adalah seorang pengamat dan praktisi pendidikan (spesialisasi pembelajaran abad ke 21) serta pengagas E-Sabak. Beliau sering diundang oleh beberapa TV Nasional sebagai narasumber terutama dalam membahas hal yang berkaitan dengan pendidikan. Beliau juga sering membagikan di WAG jadwal talkshow di TV apabila beliau diundang sebagai narasumber.

Bapak Indra menerangkan bahwa saat ini kebanyakan guru terlalu disibukkan dengan materi yang harus diajarkan Namun, apabila kita berpatokan pada 4 pilar pendidikan dari UNESCO yaitu Learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together proses belajar diarahkan pada bagaimana proses belajar itu dilakukan bukan pada apa yang diajarkan. Selanjutnya Bapak Indra menambahkan, pada pendidikan pada abad 21 semua materi telah tersedia di internet. Tetapi mengapa para guru harus terikat pada pembelajaran dikelas. Seharusnya proses pembelajaran bisa dilakukan dengan mudah dimana saja.

Kolaborasi antara guru memang tidak dapat dipisahkan, namun perlu diingat bahwa peran guru hanyalah sebagai fasilitator, proses pembelajaran harus difokuskan pada siswa. Guru harus bisa mendorong siswa untuk belajar sendiri. Buat siswa skreatif mungkin.

Menurut Bapak Indra ada 3 hal yang menjadi framework dalam pendidikan yaitu:

  1.  Infrastruktur, apa yang kita gunakan dalam pembelajaran.
  2.  Infostruktur, setiap sekolah harus memiliki web untuk pembelajaran daring.
  3.  Infokultur, kultur era digital harus dibangun dan biasakan di lingkungan.

Ketiganya harus ada agar pendidikan diabad 21 berjalan dengan optimal. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan jarak jauh bukan mempersulit jalannya pendidikan. Justru pembelajaran jarak jauh adalah suatu bentuk proses pembelajaran yang memudahkan jalannya pendidikan di abad 21 yang menjadi siswa sebagai pusat belajar itu sendiri (student center learning).

Semoga dengan ilmu yang dibagikan oleh Bapak Indra Charismiadji dapat membuka pikiran kita sebagai guru bahwa pembelajaran jarak jauh justru memudahkan pekerjaan kita sebagai seorang guru.


Kritik dan Saran 👇😁🙏

Strategi Pemasaran Buku

Setelah memulai menulis dan menghasilkan sebuah buku, timbullah keinginan untuk menjual hasil karya yang telah kita hasilkan. OmJay mengatakan bahwa ada 3 cara menjadi kaya: Pertama, terlahir dari keluarga kaya. Kedua, menikah dengan orang kaya. Dan ketiga, jadilah orang yang kreatif dan berkarakter. Cara pertama dan kedua tidak semua kita bisa memperolehnya, namun kita semua memiliki kesempatan untuk menjadi kaya dari cara yang ketiga yaitu kaya dengan menghasilkan sebuah karya dari hasil kreativitas yang kita lakukan. Menulis, menghasilkan, dan menjual buku yang telah kita tulis merupakan salah satu cara yang kita lakukan untuk menjadi kaya dengan cara yang ketiga.

OmJay menambahkan, banyak penulis setelah menerbitkan bukunya berakhir dengan tragis. Buku yang ditulis tidak laku dijual dan akhirnya hanya diobral. Hal tersebut dikarenakan mereka tidak punya strategi pemasaran buku yang jitu dan tidak mau belajar tentang pentingnya marketing untuk menjual sebuah buku.

Strategi pemasaran penjualan sebuah buku perlu memperhatikan empat factor. Berbicara tentang marketing salah satu profesi yang banyak dihindari, namun paling banyak dibutuhkan oleh perusahaan. Apapun itu bentuk perusahaannya. Bagi seorang penulis, terutama penulis buku yang menerbitkan buku secara indie dan PoD penting menguasai strategi pemasaran buku.

Ada 4 strategi pemasaran buku agar terjual laris. Keempat strategi tersebut adalah place, product, price, dan promotion yang disingkat dengan strategi 4P.

1.      Place, tempat strategis

Setiap orang itu pada dasarnya seorang marketing. Salah satu kunci kesuksesan marketing adalah memperhatikan place atau tempat. Pemilihan tempat yang strategi, tentu akan meningkatkan hasil penjualan buku. Tempat yang strategis memudahkan untuk dijangkau dan dikenal. Tidak hanya itu, lokasi yang strategis juga salah satu cara menjaring pelanggan.Place dalam arti luas tidak berbicara tentang dunia lokasi penjualan. Termasuk membicarakan tentang kegiatan penyaluran produk berupa barang dan jasa berupa distribusi ke produsen dan ke konsumen.

Lokasi pemasaran melibatkan beberapa pelaku. Mulai dari tim marketing, agen, retailer dan distributor. distribusi menjadi poin penting dalam strategi pemasaran untuk menjaga ketersediaan barang dan jasa yang diperlukan oleh konsumen dalam waktu dan tempat yang tepat. Percuma jika lokasi strategi namun tidak diimbangi dengan ketersediaan yang memadai.

Strategi pemasaran mengandalkan tempat saja tidak cukup. Perlu adanya strategi distribusi buku dengan cara lain. Misalnya bisa mengandalkan media sosial, membuat website khusus dan sebagainya. Untuk mencapai titik ini, kita perlu memilih saluran distribusi secara terencana dan tepat. Misalnya melakukan survei dan riset terlebih dahulu. Selama melakukan riset, ada beberapa hal yang dicatat, yaitu mencatat sifat pembeli, sifat perantara, sifat produk, pesaing dan faktor harga.


 2.      Price, Harga yang Kompetitif

Strategi pemasaran buku adalah persoalan harga. Harga mampu mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk. Harga ditentukan berdasarkan sifat pembeli. Saat menentukan harga, adapun beberapa yang diperhatikan, misalkan mempertimbangkan letak geografisnya, frekuensi pembelian dan kebiasaan belanja masyarakat sekitar.

 

Harga kompetitif tentu akan menarik perhatian konsumen. Tidak heran jika pelaku marketing menetapkan harga  dengan cara memberikan diskon. Diskon dijadikan icon untuk menarik minat dan perhatian calon pembeli. Meskipun diskon tersebut diberikan dengan syarat tertentu.

 

Penentuan harga dapat digunakan sebagai media competitor dengan produsen yang serupa. Pernah mengamati dan membandingkan toko buku satu dengan toko buku yang lain? toko Z misalnya, menjual buku dengan harga lebih mahal. Sedangkan toko X menjual dengan harga lebih murah dari toko Z. Hasilnya, konsumen memilih tokoh Z yang lebih murah, meskipun merelakan jarak lebih jauh.

 

Di dalam strategi pemasaran buku terdapat tiga cara menetapkan harga. Pertama, cost oriented pricing, yaitu penetapan harga berdasarkan pendekatan biaya produksi. Cost oriented pricing dibagi menjadi tiga metode, yaitu metode penetapan harga biaya plus, penetapan harga mark-up dan target pricing. Metode penetapan harga berdasarkan biaya plus sering digunakan dalam perusahaan produksi. Penentuan harga biaya plus dapat dilakukan dengan cara biaya total + laba = harga jual. Sedangkan metode penetapan harga mark-up untuk menentukan harga jual dengan cara harga beli + mark up. Metode yang terakhir adalah target pricing yang dilakukan berdasarkan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan. Kedua, demand-oriented pricing atau penetapan harga berdasarkan pendekatan kebutuhan dan permintaan. Metode ini sering ditentukan berdasarkan situasi tertentu. Ketiga, competition oriented pricing merupakan penetapan harga berdasarkan pendekatan persaingan pemasaran. Persaingan harga ini paling sering ditemui. Terutama untuk buku-buku yang sifatnya homogen. Penepatan harga buku dapat ditentukan dengan dua metode. Yaitu metode perceived value pricing dan sealed bid pricing. Perceived value pricing salah satu upaya menetapkan harga setingkat rata-rata pasar. Sedangkan sealed bid pricing penetapan harga berdasarkan pada tawaran oleh pesaingnya.

3.      Product, Mutu Product

Mutu produk sebagai indikasi strategi pemasaran. Kualitas produk menentukan jumlah permintaan. Mutu produk yang jelek dibandrol dengan harga sesuai dengan kualitas produk, berlaku untuk sebaliknya. Namun, jika yang terjadi mutu produk jelek dibandrol harga tinggi, tentu akan berpengaruh terhadap minat konsumen, dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan penurunan pengunjung.

 

Menjaga prodak menjadi kunci keberhasilan dalam melakukan strategi pemasaran. Dengan kata lain, menjaga kualitas prodak menjadi prioritas pertama. Jika penjualan di bidang buku, kualitas produk bisa saja masalah pengepakan dan penjilidan. Kecacatan dalam buku hal yang umum terjadi masalah tentang punggung buku yang tidak erat, jenis kertas dan masalah sepele lainnya.

4.      Promotion, Kecepatan Promosi

Semua pasti tahu definisi promosi. Dalam strategi pemasaran buku  ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan promosi. Diantarannya harus berani untuk ditolak, cepat dalam menawarkan dan memiliki inisiatif menawarkan. Seorang strategi pemasaran handal dan berpengalaman tidak pernah takut ditolak. Belajar dari seorang sales yang jalan kaki menawarkan produk dari rumah satu ke rumah lain. Jaminan, mereka lebih banyak ditolak daripada diterima. Namun mereka tetap menawarkan produknya.

 

Promosi yang baik adalah promosi yang tepat sasaran. Untuk mencapai tepat sasaran, perlu kreativitas. Selain kreativitas, konsistensi dalam melakukan promosi itu penting. pentingnya konsistensi dapat mempengaruhi minat pelanggan. Kaitannya antara konsistensi dan kreativitas dalam promosi seperti kasus ini. Sebut toko buku A dan toko buku B. Toko buku A dan B sama-sama menjual buku serupa. Hanya saja, toko buku A memberi diskon dan memberikan buku satu gratis untuk konsumen yang membeli lebih dari tiga judul buku. Sedangkan toko buku B tidak memberikan promo sama sekali. Dari kasus tersebut, jelas toko A yang lebih menarik perhatian untuk dikunjungi.Banyak cara menciptakan kreativitas, tidak melulu memberikan diskon. Jika kita berada di posisi toko B, salah satu meningkatkan minat konsumen dengan membuat promosi lebih kreatif dan menarik. Selain melakukan promosi dalam bentuk promo, bisa juga promosi dengan cara mengutamakan kualitas barang dan pelayanan prima. Pelayanan prima salah satu metode promosi yang murah meriah, dan bisa diaplikasikan oleh hampir semua orang. Konsumen yang puas dengan hasil pelayanan kita, mereka secara tidak langsung akan mempromosikan produk kita ke orang lain. Dalam bahasa jawa, istilah ini yang disebut getok lambe, yaitu mempromosikan dari mulut ke mulut konsumen, tanpa kita suruh sebelumnya.


Itulah keempat poin strategi pemasaran buku. Semoga ulasan tersebut memberikan wawasan, sudut pandang dan referensi. Jika Anda memiliki buku indie, tidak ada salahnya menerapkan strategi pemasaran buku ini. Jika berhasil, maka keuntungan hasil penjualan buku bisa 100%. Barangkali, berawal dari sinilah yang akan mengantarkan kita menjadi seorang marketing handal

Dari pembahasan tersebut OmJay menyimpulkan strategi pemasaran buku adalah :

1. manfaatkan media sosial utk memasarkan buku.

2. Pasang iklan di media arus utama seperti koran dan majalah.

3. Adakan bedah buku.

4. Menggelar konferensi pers

5. Ajak komunikasi dengan peresensi buku kita

6. Manfaatkan kolegaa atau teman baik serta komunitas

7. Manfaatkan kesempatan yg ada

 

Kritik dan Saran 👇😁🙏 

 


Selasa, 14 Juli 2020

Terbitkanlah Bukumu

Semua orang apabila sudah menulis atau memiliki sebuah buku, tentu langkah selanjutnya adalah ingin menerbitkan buku tersebut agar manfaat dari hasil tulisannya tidak hanya dinikmati sendiri tetapi bisa bermanfaat bagi orang lain. Sebagaimana yang kita ketahui, untuk menerbitkan buku kita memerlukan penerbit yang akan mencetak buku kita. Penerbit ada 2 jenis yaitu penerbit minor dan penerbit mayor. Perbedaannya, untuk menerbitkan buku pada penerbit minor kita harus membayar agar buku kita bisa diterbitkan, tetapi berbeda halnya dengan penerbit mayor, malahan buku diterbitkan secara gratis. Walaupun demikian buku-buku yang akan diterbitkan harus melewati proses seleksi terlebih dahulu, bisa saja diterima atau mungkin ditolak. Buku yang diterbitkan adalah buku yang telah lolos proses seleksi. Bahkan apabila buku kita lolos seleksi pada penerbit mayor kita akan mendapat bayaran/royalti dari hasil penjualan buku tersebut. Bagaimana, tertarik untuk menerbitkan buku? Syarat untuk menerbitkan buku adalah kita harus menulisnya terlebih dahulu he..he…

Masih berdiskusi melalui Group WA Belajar Menulis Gelombang 4, Bapak Wijaya Kusumah (OmJay) mengajak kami berdiskusi bagaimana caranya untuk menerbitkan buku pada penerbit mayor. Ya, kami baru penulis pemula mungkin belum terfikirkan untuk menerbitkan buku, sudah bisa menulis saja kami sudah sangat bersyukur. OmJay punya alasan tersendiri mengapa OmJay mengajak berdiskusi untuk menerbitkan buku, mungkin sebagai motivasi bagi kami penulis pemula agar semangat untuk terus menulis sehingga bisa menghasilkan sebuah buku. Hal tersebut dibuktikan dengan OmJay membagikan file keuntungan yang OmJay peroleh setelah menerbitkan beberapa buku. Pada file tersebut, terlihat ada 4 buah buku ajar TIK yang pengarangnya OmJay sendiri yang telah diterbitkan oleh penerbit ANDI yang merupakan salah satu penerbit mayor di Indonesia. Dari penjualan buku tersebut OmJay mendapat keuntungan/royalti hampir 100 juta hanya dalam kurun waktu 6 bulan. Wow…. Jadi pengen seperti OmJay. Buku yang OmJay tulis memang TOP!

Bagaimana supaya seperti OmJay? OmJay mengatakan banyak dari kita sebagai guru belum siap menerbitkan bukunya di penerbit besar/mayor sehingga penulisnya kebanyakan diisi oleh dosen-dosen diperguruan tinggi, hal tersebut disebabkan karena guru belum dilatih untuk membuat dan menerbitkan buku ajar. Memang, buku ajar berpotensi besar untuk diterbitkan di penerbit mayor, selain buku tersebut dapat dipakai secara nasional juga buku ajar akan terus diminati selama proses pendidikan berlangsung. Buku ajar yang dihasil tentunya harus yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman. OmJay menambahkan banyak guru yang sering kali tidak sabar untuk menerbitkan bukunya sehingga mereka mengeluarkan banyak uang untuk membayar penerbit minor. Padahal seharusnya guru bisa menghasilkan uang daru buku yang diterbitkan bukan malah sebaliknya.

Agar menghasilkan buku yang berkualitas dan lolos seleksi dipenerbit mayor, guru harus mampu berkolaborasi dengan guru sekolah lainnya dan berkumpul dalam wadah organisasi guru, sehingga mampu membuat karya agung yang bisa digunakan untuk semua sekolah. Buku yang dihasilkan memang buku yang layak jual dan mendatangkan keuntungan  untuk kedua belah pihak baik penulis maupun penerbit itu sendiri. Guru harus dibiasakan membangun tim dalam menerbitkan buku ajar, sudah tidak zamannya lagi guru berkerja individualis. Apalagi dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri.

Sudah saatnya guru saling bekerjasama dalam berkreasi dan berinovasi untuk menghasilkan sebuah karya salah satunya bahan ajar. Hal yang sangat membanggakan apabila kita mampu menghasil sebuah buku bahan ajar yang digunakan secara nasional dalam dunia pendidikan. Tentunya akan menambah nilai plus kita sebagai seorang guru.

 

Kritik dan Saran 👇😁🙏 

Sudah Buka, Kok Lemas!

  Hal yang kita tunggu setelah berpuasa seharian adalah waktu berbuka. Dengan berbuka kita berharap dapat mengisi kembali energi yang hilang...