Minggu, 28 Februari 2021

Menjadi Guru yang Senang Menulis dan Meneliti

“Guru mulia karena karya”, kata-kata inilah yang menjadi motivasi Ibu Umi Rosidah untuk terus belajar dan berkarya. Hal itulah yang disampaikan oleh Ibu Umi ketika menjadi narasumber di group Belajar Menulis Gelombang 17 pada pertemuan ke-24.

Guru PAI SMPN 2 Kepung ini menambahkan, dengan berkarya berarti kita sudah satu langkah lebih dekat untuk menjadi juara. Hal yang lebih penting lagi adalah guru merupakan teladan bagi peserta didiknya. Jika guru terus belajar, maka peserta didiknya juga akan mengikuti jejak gurunya untuk terus belajar. Begitu pun sebaliknya, jika gurunya berhenti belajar maka peserta didiknya tidak akan berkembang menjadi lebih baik.

Oleh sebab itu, janganlah kita berkarya untuk menjadi juara, karena bisa jadi kita akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya serta kecewa bila kita gagal. Berkaryalah untuk anak didik, meskipun gagal kita akan terus berkarya karena mendidik merupakan bagian dari hidup kita sebagai seorang guru.

Perlu kita ketahui beragam prestasi telah diukir oleh Ibu Umi karena menulis, diantaranya: juara 3 lomba guru PAI berprestasi tingkat Provinsi Jawa Timur (2015) dan juara 1 lomba inobel Tingkat Nasional (2017). Berkat juara inobel tersebut ia mendapat kesempatan dari Kemdikbud untuk ikut short course ke Jepang pada tahun 2017. Kemudian ia juga berhasil meraih juara 2 guru berprestasi tingkat Kabupaten Kediri dan juara apresiasi guru inspiratif kemendikbud masing-masing pada tahun 2019 dan 2020.

Ibu Umi mengatakan untuk menjadi seorang penulis modal utama yang harus kita miliki adalah banyak membaca. Kegiatan membaca akan memperkaya khazanah ilmu yang kita miliki, sehingga kita dapat melakukan sintesis dan menyajikan tulisan yang berkualitas sesuai dengan sudut pandang kita sendiri dan bukan hasil duplikasi.

Hingga hari ini profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial. Kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intektualitas dan kematangan berfikir.

Lalu, apa yang menyebabkan menulis itu terasa sulit? Beberapa kendala yang sering kita rasakan adalah sebagai berikut:

1.   Merasa tidak memiliki bakat dalam menulis 

Perlu kita ketahui bahwa menulis bukanlah sebuah bakat, melainkan kemampuan yang didapatkan apabila kita terus melatihnya dengan ketekunan dan komitmen. 

2.   Tidak memiliki ide 

Beragam macam hal dan sesuatu yang terjadi disekeliling kita. Apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan dapat menjadi sumber ide apabila kita mau menulis. Selain itu, ide juga bisa kita dapatkan dengan memperbanyak membaca, diskusi, dan kolaborasi dengan orang lain.

3.   Tidak suka menulis 

Kendala ini merupakan penyakit yang paling berat dalam menulis. Namun, apabila kita bisa menemukan alasan yang kuat mengapa kita harus menulis, maka penyakit ini akan hilang. Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam menulis, karena walaupun kita memiliki bakat dan kemampuan yang cukup untuk menjadi seorang penulis tanpa ada alasan yang kuat maka kita tidak akan pernah menghasilkan karya tulisan. 

Beberapa alasan kita menulis biasanya karena orientasi material (royalti), eksistensial (popularitas), personal (mengekspresikan perasaan), sosial (mempengaruhi orang lain), dan spiritual (beribadah).

4.   Tidak percaya diri 

Tidak perlu merasa minder dengan apa yang sudah kita tuliskan, karena tidak semua orang bisa menyelesaikan tulisannya. Apabila kita sudah bisa menyelesaikan tulisan, itu merupakan hal yang luar biasa.

5.   Tidak bisa menerima kritik 

Seringkali tulisan kita sulit berkembang karena kita menutup diri dari saran dan kritik orang lain. Tulisan yang berkualitas tidak hadir dengan tiba-tiba melainkan melalui proses yang panjang. Oleh sebab itu, dengan adanya kritik dan saran kita bisa mengetahui setiap kekurangan pada tulisan yang kita tulis sehingga bisa menjadi bahan untuk melakukan perbaikan. 

6.   Tidak ada waktu

Dalam mencapai sesuatu memang butuh pengorbanan. Orang yang dapat menyelesaikan tulisan bukanlah orang yang punya waktu luang, tetapi karena orang tersebut dapat meluangkan waktunya untuk menulis ditengah kesibukannya. Kita sendiri yang paling tau kapan waktu yang tepat untuk menulis.

Apabila kita telah berhasil mengatasi semua kendala tersebut, selanjutnya ada beberapa kegiatan yang dapat kita lakukan untuk menjadi penulis yang hebat, yaitu:

Pertama, membaca. Aktivitas ini akan menentukan kualitas tulisan yang kita tulis. Kita perlu membaca banyak buku baik yang bersifat general (umum) maupun spesifik (sesuai dengan keilmuan kita). Kegiatan tersebut kita lakukan agar tulisan yang kita hasilkan semakin berkualitas.

Kedua, diskusi. Hal ini penting karena biasanya ide atau gagasan seringkali muncul saat kita membahasnya dengan orang lain. Pada saat diskusi, ide seringkali muncul sewaktu-waktu. Jika tidak ingin kehilangan ide tersebut maka segera mencatatnya, bisa melalui hp atau catatan kecil. Pada saat waktu sudah memungkinkan kita bisa mengembangkan dengan berdiskusi atau mendialognya dengan orang lain atau buku-buku referensi.

Ketiga, mengamati dan merasakan.  Kegiatan ini bisa kita lakukan secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya kita bisa memanfaatkan dunia digital yang saat ini sudah berkembang luar biasa. Berbagai macam informasi bisa kita dapatkan dengan mudah. Seandainya, apabila kita ingin menulis karya ilmiah yang memerlukan referensi, kita bisa mencarinya di internet. Akan tetapi, hal yang harus kita ingat adalah jangan sampai kita terjebak kedalam plagiasi.

Keempat, bergaul (bersosialisasi). Pengalaman orang lain juga bisa menjadi sumber inspirasi untuk menulis. Kita perlu mengembangkan sikap peduli dan empati sehingga kita bisa memberikan solusi dan inspirasi dari setiap permasalahan yang ada disekitar kita.

Selanjutnya, Ibu Umi menyarankan apabila kita telah terbiasa dengan membaca dan menulis, perlu kita kembangkan kemampuan tersebut untuk menulis berdasarkan riset atau penelitian. Karena pada dasarnya menulis karya ilmiah tidak sesulit yang kita bayangkan. Ia menambahkan, hal yang paling sulit hanyalah menyelesaikan tulisan kita yang pertama saja. Jika satu karya telah selesai maka karya kedua, ketiga, dan seterusnya akan lebih mudah.

Kemudian, Ibu Umi juga membagikan hal-hal yang perlu kita perhatikan untuk menjadi juara lomba.

  1. Apabila perlombaan diadakan oleh kemdikbud, karya kita akan dilihat dari seberapa besar kebermanfaatannya bagi siswa, kemudian seberapa mudah untuk diduplikasi dan diaplikasikan ditempat lain.
  2. Jika membuat karya inovasi, kita harus memastikan bahwa karya inovasi tersebut berupa media atau metode. Agar tidak terjadi kerancuan atas keberhasilan inovasi yang sudah kita lakukan, apakah itu karena metode atau medianya.
  3. Saat membuat judul inovasi hindari membuat judul dengan akronim yang tidak memiliki arti, atau tidak bisa kita temukan di kamus bahasa Indonesia.
  4. Pastikan karya tulis ilmiah inovasi sudah sesuai dengan gaya selingkung kemsharilindung. Struktur penulisan karya ilmiah untuk masing-masing lomba berbeda. Jika kita ingin mendapatkan penilaian yang terbaik, maka kita harus benar-benar melengkapi apa saja yang diminta dalam karya tulis tersebut.

Ibu Umi menutup materi dengan kembali keungkapan pertama kali“Guru mulia karena karya”. Jangan pernah berhenti berkarya dan menginspirasi peserta didik kita, dalam bentuk apapun karya itu. Jika kita buat dengan sungguh-sungguh pasti akan menunjukkan jalan menuju kesuksesan.



Sabtu, 27 Februari 2021

Menjadi Guru Berprestasi dan Berdedikasi di Daerah 3

Apabila kita berbicara tentang daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) kita akan langsung terbayang dengan kondisi daerah yang sangat berbanding terbalik dengan daerah perkotaan. Suatu daerah yang pertumbuhan ekonominya rendah serta fasilitas yang serba kurang dan terbatas.

Mengabdi didaerah dengan kondisi tersebut tidaklah mudah, berbagai halangan dan rintangan yang akan dihadapai. Daerah terpencil yang jauh dari pusat kota serta sarana dan prasaran yang belum memadai tentu banyak orang yang dari luar daerah enggan untuk menetap lama disana.

Namun berbeda dengan seorang guru salah satu sekolah yang berada di daerah terpecil provinsi NTT. Justru dengan segala kekurangan tersebut menjadi baginya untuk tetap bertahan dan mengabdi di daerah tersebut. Ia adalah Bapak Khamdan Muhaimin, S.Pd, Gr.

Sosok guru inspiratif yang mendapat penghargaan dari kemdikbud atas dedikasinya selama bertugas didaerah 3T. Ia menceritakan perjalanan tugasnya tersebut ketika menjadi narasumber di group Belajar Menulis Gelombang 17.

Bapak Khamdan merupakan seorang guru Bimbingan Konseling yang bertugas di sebuah sekolah yang berada didaerah terpecil di provinsi NTT. Tepatnya di SMPN 5 Sambi Rampas. Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT. Karena letaknya yang jauh dengan pusat kota, maka daerah tersebut masuk kedalam kategori wilayah khusus 3T.

Sebelum bertugas ditempat sekarang, Pria kelahiran Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah ini pernah menjadi guru honorer di SMK Muhammadiyah Weleri Kendal dan SMKN 1 Mandiraja Banjarnegara. ia mulai mengabdi di daerah 3T sejak tahun 2015.

Bapak Khamdan tinggal di sebuah desa yang terdiri dari tujuh kampung. Dimana, antar kampung berada pada lokasi yang saling berjauhan satu sama lain. Kondisi desa yang belum ada listrik, sinyal susah, air yang sulit, dan jalan-jalan yang mendaki dan menurun serta berbatuan.

Mata pencaharian masyarakat disana kebanyakan berprofesi sebagai petani kopi yang hasil panennya satu tahun sekali. Bisa dikatakan ekonomi masyarakat termasuk golongan menengah kebawah.  Agar sampai ke ibu kota saja harus menempuh jarak yang cukup jauh sekitar 4 jam perjalanan. Jarak yang jauh membuat masyarakat sangat jarang sekali untuk pergi ke kota membeli kebutuhan sehari-hari. Masyarakat lebih memilih menanam sendiri untuk kebutuhan pokok sehari-hari.

Namun, dibalik kondisinya tersebut adat istiadat desa tersebut masih sangat kental. Kearifan lokal dan sikap gotong royong masyarakat yang masih terjaga. Berikut adalah beberapa acara adat yang dilakukan, diantaranya:

  1. Irong, tidak boleh berteriak, menyalakan api, dan rebut selama 1-2 hari. Tujuannya adalah agar hasil panen yang didapatkan melimpah.
  2. Mbaru dor, yaitu acara sebelum masuk kerumah baru.
  3. Kapok tuak adalah adat menyambut tamu dengan berbicara adat menggunakan tuak, rokok, dan ayam kampung. Acara tersebut merupakan bentuk ketulusan dan kegembiraaan masyarakat dalam menerima dan menyambut tamu baru. Inilah hal yang unik dari daerah pendalaman. Kedatangan kita sangat diharapkan karena mereka tau akan membawa perubahan kearah lebih baik.
  4. Makan padi baru, acara pesta sekolah, dan lain-lain

Bapak Khamdan mengaku sangat menikmati dan mensyukuri keadaan yang ada. Dengan itu, proses kehidupan semuanya akan terasa ringan. Ia merasa Indonesia itu luas, jadi dimanapun selama masih di wilayah NKRI ia siap ditempatkan dimanapun untuk mencerdaskan anak bangsa.

Ia menambahkan kita harus merasakan bahwa anak-anak daerah 3T juga bagian dari kita. Oleh sebab itu, mereka juga harus mendapatkan kesempatan dan fasilitas yang cukup. Semoga mereka dapat mengejar ketertinggalan dengan sentuhan-sentuhan kecil dari para guru di daerah 3T.

Bapak Kahmdan mulai menulis tepatnya pada tahun 2016. Ia menulis tentang berbagai tantangan dan solusi menjadi pendidik di daerah 3T. Pertama kali menulis langsung menghantarkannya menjadi finalis 10 besar kegiatan Simposium GTK 2016 di Jakarta yang di selenggarakan oleh Kemdikbud RI.

Alasan Bapak Khamdan menulis karena ia ingin pendidikan di daerah khusus terpencil yang masih serba kekurangan dari berbagai akses agar dapat diperhatikan oleh pemerintah. Ia berharap dengan menulis tentang perjalanan didaerah 3T dapat memotivasi para guru lain yang juga berjuang didaerah lain dengan kondisi serupa agar semangat untuk berinovasi dan menginspirasi walaupun didaerah terpencil.

Tulisan yang Bapak Khamdan tulis beranjak dari masalah yang ia temukan selama bertugas daerah 3T. Kemudian dari masalah tersebut ia memberikan solusi melalui tindakan. Kemudian, setiap tindakan tersebut ia abadikan melalui tulisan. Ia berpegang teguh pada sebuah hadist “Sebaiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain”.

Salah satu permasalah yang ia temukan, hal yang dilakukan anak-anak setelah pulang sekolah yaitu makan, istirahat sebentar, ke kebun untuk mencari kayu bakar dan sayur, dan pulang ketika waktu makan malam. Akibatnya anak-anak langsung tidur karena kelelahan sehingga tidak sempat untuk belajar.

Melihat kondisi tersebut, Bapak Khamdan berinisiatif mendirikan rumah belajar dengan tujuan agar anak lebih semangat lagi untuk belajar. Rumah belajar tersebut menyediakan berbagai kegiatan, diantaranya: les matematika, membaca buku, meggambar, mewarnai, olah raga bulutangkis, voli dan lain-lain. Anak-anak juga diperkenalkan untuk memanfaatkan teknologi seperti mengoperasikan laptop dan akses internet gratis.


Hal yang membuat Bapak Khamdan bahagia ialah ketika rumah belajar yang ia dirikan pernah mendapatkan kiriman buku dari Najwa Shihab sebagai duta baca Indonesia.

Selain itu, Bapak Khamdan juga menjadi relawan dengan membuat proposal bantuan ke berbagi instansi baik negeri maupun swasta seperti, yayasan, kampus, komunitas, media online, perpustakaan daerah maupun nasional. Barang-barang yang diberikan oleh donator kemudian ia bagikan kepada masyarakat, seperti flashdisk video pembelajaran, seragam sekolah, buku, dan alat tulis ke sekolah. Mukena, al-quran, buku, karpet ke umat muslim. Bapak Khamdan juga mewakili donator dari jawa dengan membuat dua sumber mata air beserta bak penampungannya untuk warga sekitar yang kekurangan air.


Permasalahan disekolah tempatnya mengajar adalah sinyal internet yang susah, kadang bisa hilang sampai 3 hari. Oleh karena itu, ia menginisiasi sekolah berbasi digital seperti, Computer Based Tes offline dan pemilihan ketua osis offline yang pertama kali dilaksanakan disekolah dan Kabupaten Manggarai Timur. Cara kerja digital tanpa menggunakan sinyal dan kartu perdana. Ia juga membuat kelompok belajar mini di setiap kampung.


Bapak Khamdan menceritakan melalui sebuah tulisan dari setiap permasalahan yang ia temui dan solusi yang diberikan. Tulisan tersebut membuat Bapak Khamdan dinobatkan sebagai guru SMP Inspiratif Tingkat Nasional 2020 yang diselenggarakan oleh Dirjen GTK Kemdikbud. Ia berharap guru-guru lain juga mendapatkan anugerah tersebut. Baginya menjuarai lomba hanya bonus yang diberikan oleh Allah SWT dari kerja dengan ikhlas.

“Teruslah mengabdi dimanapun kita berada. Ilmu yang kita berikan akan berdampak pada generasi berikutnya. Guru tidak hanya mengajar tetapi juga bisa berkontribusi bagi lingkungan sekitar yang membutuhkan. Terus menjadi teladan bagi anak didik, terus berkarya, berinovasi dan menginspirasi. Selamat mengabdi, sehat selalu, dan berusaha memberi manfaat kepada orang lain”. Ungkap Bapak Khamdan.

 


Jumat, 26 Februari 2021

Motivasi Berprestasi

Kita perlu belajar banyak dari seorang guru yang satu ini. Walaupun statusnya masih sebagai honorer tidak melunturkan semangat dan loyalitasnya untuk terus mengabdi. Bahkan, ia mampu menjadi seorang guru yang berprestasi ditingkat nasional. Ia adalah Bapak Dede Suryana, S.Pd, M.M atau sering disapa dengan sebutan Abah Dede seorang guru di SDS Kemala Bhayangkari 1 Bandung.

Abah Dede sudah 34 tahun menjadi guru honorer. Mungkin kita bertanya-tanya kenapa ia betah sebagai guru honorer dalam waktu yang cukup lama. Jawabannya sederhana, karena ia amat mencintai profesinya. Baginya guru adalah profesi yang mulia. Apapun profesi lain yang orang miliki tidak terlepas dari peran kehadiran seorang guru.

Status honorer dan PNS tedak begitu dipentingkan bagi Abah Dede. Ia tidak pernah merasa jenuh menjadi seorang guru walupun honorer. Ia ingin menikmati setiap proses dengan menjalankan tugas sebaik mungkin.

Cita-citanya sejak dari dulu memang ingin menjadi seorang guru. Kehilangan seorang ayah pada saat SMA membuatnya belum bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, sehingga cita-citanya sempat tertunda.

Akhirnya pada tahun 1987, Abah Dede mendapat tawaran dari seorang guru untuk mengajar di SMP tempat ia sekolah dahulu, mungkin karena melihat kompetensi yang ia miliki ketika sekolah. Abah Dede menerima tawaran tersebut. Abah Dede mengajar di SMP tersebut selama kurang lebih 20 tahun. Waktu yang cukup lama ia habiskan sebagai seorang guru dengan hanya berbekal ijazah SMA.

Pada tahun 2010, walaupun sudah berkeluarga ia memberanikan diri untuk ikut seleksi beasiswa S1.  Berkat doa dari keluarga dan anak-anaknya ia lolos dan diterima di UPI Bandung. Sungguh perjalanan yang cukup berat yang dirasakan oleh Abah Dede, Mulai kuliah ketika usia sudah menginjak 40 tahun dan memiliki keluarga. Kadang beasiswa yang ia peroleh harus berbagi dengan kebutuhan rumah. Atas usaha dan kegigihannya ia berhasil lulus tepat waktu pada tahun 2014. Abah Dede tidak cepat berpuas diri, ia kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 pada tahun 2016 dan lulus tahun 2018 saat usianya menginjak 50 tahun.

Walaupun hingga saat ini statusnya masih sebagai seorang guru honorer Abad Dede tetap melaksanakan tugas dengan sepenuh hati. Loyalitas yang diberikan mengantarnya menjadi guru yang berprestasi. Terbukti ia berhasil meraih beberapa penghargaan, diantaranya

  1. Penghargaan Satya Pratama Penggiat Inklusif dari Dinas Pendidikan Kota Bandung tahun 2019.
  2. Penghargaan juara lomba Inovasi Pembelajaran Guru Pendidikan Inklusif dari Dirjen GTK kemdikbud RI tahun 2019.
  3. Penghargaan Guru Inspiratif Nasional dari Dirjen GTK kemdikbud RI tahun 2020.
  4. Penghargaan guru berprestasi dari Dinas Pendidikan Kota Bandung tahun 2020.

 Menurutnya, prestasi merupakan bonus dari setiap kegiatan yang kita lakukan secara ikhlas.

“Dalam hidup kita akan dipertemukan dengan pertemuan yang misterius, setelah orang lain mengakui kemampuan dan dan keunggulan diri kita maka akan memicu sirkuit yang luas biasa”. Ungkap Abah Dede.

Ungkapan tersebut dialami oleh Abah Dede ketika mengikuti lomba Inovasi Pembelajaran Guru Pendidikan Inklusif pada tahun 2019. Pada saat itu, ia mengikuti lomba tersebut karena dipaksa oleh seorang pengawas bukan atas keinginannya sendiri. Tentu paksaan tersebut didasari oleh kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh Abah Dede.

Apabila orang lain telah mengetahui potensi yang kita miliki maka akan ada saja jalan/sirkuit yang muncul untuk menuntunkan kita kepada hal yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Oleh sebab itu, dalam melakukan segala sesuatu, hendaklah kita melakukannya dengan sepenuh hati dan berikan yang terbaik.

 

“Mencatat apa yang harus dikerjakan dan kerjakan apa yang sudah dicatat”, itulah motto hidup yang dimiliki Abah Dede. Maksudnya, kalau ada tugas kerjakan dan kalau ada ide tuliskan. Dalam melalukannya apabila kita menemukan kesulitan maka solusinya adalah bertanya. Ciri orang berfikir adalah bertanya.

Prestasi yang diraih membuat Abah Dede sering diundang oleh kemdikbud untuk berbagi pengalaman menebar inspirasi kepada guru-guru ditanah air.  Menurutnya guru zaman now adalah guru yang harus nyaman didalam zona ketidaknyamanan dan guru pembelajar yang tidak berkesudahan. Sosok yang rendah hati ini mengatakan, apa yang ia lakukan bukanlah karena ia hebat dan bukan pula karena hasil kerja keras, tetapi itu semua karena Allah SWT yang memudahkan dan melancarkan aktivitasnya.

Ia sangat berharap dan memiliki kebanggaan tersendiri apabila suatu saat nanti ada yang menyapa “Bah benar apa yang disampaikan abah, sekarang saya menjadi narasumber dan mendapat apresiasi”. Hal tersebut menandakan bahwa apa yang telah ia lakukan bermanfaat bagi orang lain.

Abah Dede ingin kita terus bergerak dan menggerakan guru-guru lain yang sedang asyik berada di zona nyamannya. Ia berpesan:

“Jangan pernah lelah mencari ilmu karena akan lebih lelah dan tersiksa apabila dikemudian hari kita tidak memiliki ilmu.

Jangan pernah memaksa karena meraka akan melawan, dan jangan pernah mengancam karena mereka akan melawan, lantas apa yang harus kita berikan kepada siswa kita, sederhana jawabannya, berikan mereka cinta. Niscaya mereka akan memberikan segalanya.

Cintai profesi kita, insyaallah nanti akan datang takdir baik yang misterius”.

Sudah Buka, Kok Lemas!

  Hal yang kita tunggu setelah berpuasa seharian adalah waktu berbuka. Dengan berbuka kita berharap dapat mengisi kembali energi yang hilang...