Rabu, 02 Desember 2020

6 Langkah Menulis

 Ilmu yang luar biasa yang dibagikan oleh seorang pemateri pada lanjutan pelatihan “Belajar Menulis” melalui Whatsapp group. Dalam situasi pandemi ini kita dianjurkan untuk tetap berada dirumah guna memutuskan rantai penyebaran Covid-19. Walaupun demikian ternyata anjuran tersebut kadang tidak ditaati oleh masyarakat dengan berbagai alasan. Salah satu alasannya adalah karena bosan terlalu lama dirumah.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa bosan, yaitu dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat dan dapat mengupgrade diri. Salah satunya adalah dengan menulis. Menulis adalah kegiatan yang dapat merangsang otak kita untuk dapat berpikir secara kreatif. Menulis dapat kita jadikan sebagai tantangan pada diri kita sendiri, selama dalam situasi seperti ini ada sebuah karya yang kita hasilkan.

Pertanyaannya adalah apa yang harus kita lakukan untuk menulis? Bapak Akbar Zainudin  membagikan tips  untuk menulis. Beliau adalah penulis buku Man Jadda Wajada. Berkat buku tersebut beliau bisa keliling ke 33 provinsi di Indonesia untuk berbagi ilmu tentang menulis. Hanya satu yang belum yaitu ke Papua.

Beliau sudah mulai menulis sejak SMA saat di Gontor dan dilanjutkan ketika menjadi mahasiswa. Beliau menulis buku pertama pada tahun 2008, yang diterbitkan oleh Gramedia, Man Jadda Wajada. Hingga saat ini, beliau telah menulis 13 buku. Buku karya beliau hampir semua tentang motivasi.

Bapak Akbar Zainudin  mengatakan setidaknya ada 6 langkah dalam menulis buku yang disingkat menjadi TOJTRP.

1.      Langkah pertama adalah T (Tema)

Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya.

2.      Langkah kedua adalah O (Outline)

Buatlah Outline atau Daftar isi. Gunanya outline adalah agar tulisan kita terarah, bisa buat jadwal dan target, menghindari "ngeblank" pada saat menulis, dan agar bukunya selesai. Apabila tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya untuk bisa selesai.

3.      Langkah ketiga adalah J (Jadwal)

Buatlah jadwal penulisan. Apabila daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.

4.      Langkah keempat adalah T (Tuliskan)

Tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.

5.      Langkah kelima adalah R (Revisi)

Revisilah tulisan apabila semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku. Tahap kedua, revisi. Apa saja hal-hal yang harus direvisi?

a.    Data dan informasi yang kurang.

b.    Tata Bahasa

c.    Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.

d.    Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.

Ingat baik-baik. Jangan terpaku dengan satu judul artikel sampai sempurna. Selesaikan saja semua draft bukunya, apapun bentuknya. Setelah draft selesai, baru direvisi.

6.     Langkah keenam adalah P (Penerbit)

Kirim ke penerbit. Apa yang menjadi pertimbangan penerbit? Hal yang paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah pembaca butuh buku kita? Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh? Buku kita menjawab kebutuhan apa? Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.

Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.

Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan kita lakukan untuk membantu memasarkan buku yang kita tulis.

 

Enam langkah diatas dapat kita jadikan sebagai pedoman untuk memulai menulis. Walaupun tulisan kita tidak diterbitkan setidaknya menjadi pergerakan awal untuk menjadi seorang penulis. Untuk menjadi seorang penulis yang handal yaitu dengan terus belajar dan mengasah kemampuan menulis. Semakin banyak karya yang kita hasilkan maka semakin baik pula kualitas tulisan yang kita hasilkan.

 

Kritik dan Saran 👇😁🙏

Sudah Buka, Kok Lemas!

  Hal yang kita tunggu setelah berpuasa seharian adalah waktu berbuka. Dengan berbuka kita berharap dapat mengisi kembali energi yang hilang...