Sabtu, 16 Januari 2021

Blog sebagai Identitas bagi Guru Milenial

Pernahkah kita mencoba mengetik nama seseorang di google? Apa yang kita temukan? Ya, saat ini kita dapat dengan mudah mendapatkan dan menyebarluaskan suatu informasi di media sosial. Hanya bermodalkan sebuah nama kita sudah dapat mengetahui identitas seseorang. Begitu pula sebaliknya, orang lain dapat dengan mudah menemukan identitas pribadi kita.

Oleh sebab itu, perlu adanya kehatian-hatian dan kebijaksanaan kita dalam menggunakan media sosial, jangan sampai menimbulkan efek yang negatif baik bagi kita sendiri maupun orang lain.

Guru merupakan salah satu kelompok pengguna media sosial terbesar saat ini. Kondisi pandemi ini proses pembelajaran tidak bisa dilakukan secara tatap muka sehingga memaksakan guru untuk melaksanakan pembelajaran secara jarak jauh (PJJ) dengan menggunankan media sosial. Salah satu jenis media sosial yang menjadi pilihan bagi guru adalah Blog. Bagaimana seharusnya kita sebagai seorang guru dalam memanfaatkan Blog?

Blog sebagai Media Guru Milenial

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan saat menggunakan Blog. Terutama bagi kita yang memutuskan untuk menjadi seorang guru Blogger. Sebagai seorang guru tentunya baik didunia nyata maupun didunia maya (Blog) kita harus bisa mencerminkan sikap kita sebagai seorang pendidik.

Hal tersebut, senada yang disampaikan oleh salah seorang guru Blogger sekaligus sebagai narasumber dalam pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 17 yaitu Ibu Theresia Sri Rahayu, S.Pd. SD. Ia merupakan peserta terbaik pad saat pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 4 yang telah memanfaatkan Blog sejak tahun 2019 nama Blog https://www.cikgutere.com. Ketertarikannya dalam menggunakan blog bribadi bermula ketika ia mengikuti seleksi short course ke Malaysia, dimana salah salah satu persyaratan yang dinilai adalah penelusuran tentang media sosial yang dimiliki.

Sejak saat itu ia terus memanfaatkan blog untuk menulis. Ia mengatakan sangat senang bisa berbagai hal apa saja di Blog, mulai dari menulis tentang suatu peristiwa, yang dialami, dan tentunya sebagai seorang guru ia juga mengisi blog tentang tugas, penilaian dan lain-lain.

Apa yang telah Ibu Tere lakukan adalah sebuah proses untuk membangun image (identitas diri). Ia mengatakan bahwa ketika kita sebagai seorang guru yang memilih untuk aktif menggunakan Blog (guru blogger), Blog yang ia milki seharusnya bisa mencerminkan sikap ia sebagai seorang pendidik. Contoh sederhananya, ketika seorang guru menulis di Blog ia biasanya menggunakan kata sapa untuk pembaca seperti Bapak/ibu, anak-anak untuk siswa, atau sahabat. Ia menyadari bahwa bagaimana pun kondisinya dan dimanapun ia berada ia adalah seorang guru yang merupakan teladan untuk digugu dan ditiru bagi semua orang terutama siswanya sendiri.

Memanfaatkan Blog di Era Milenial

Sebagai seorang guru di era milenial tentunya kita akan menghadapi peserta didik generasi milenial yang memilki kecakapan digital yang cepat, karena mereka tumbuh dan terbiasa dengan teknologi yang berkembang disekitarnya. Sehingga ketika guru menyajikan sebuah konten digital dalam blog harus dibuat semenarik mungkin dan berkualitas.

Oleh sebab itu, dalam rangka membuat konten yang menarik namun tetap menjaga kualitas, Ibu Tere menjelaskan bahwa kita perlu menguasai kompetensi digital. Apa itu kompetensi digital? Dalam konteks pendidikan, kompetensi digital dapat dimaknai sebagai penggunaan teknologi dengan cara yang meyakinkan, tepat, dan aman untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran dan pendidikan.

Menurut Digcom 2.0 European Comission (2015), salah satu kompetensi digital yang perlu dikembangkan adalah kemampuan dalam menciptakan konten digital, dalam hal ini  adalah konten blog yang menarik dan berkualitas. Kita harus menguasai kompetensi digital karena saat ini kita sudah memasuki abad 21 dimana salah satu jenis keterampilan yang  harus dimilki oleh seorang guru/siswa adalah literasi, salah satunya adalah literasi digital.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghasilkan konten Blog yang menarik dan berkualitas, yaitu:

1.       Buatlah konten yang orisiginal tanpa plagiat
2.       Konten mudah untuk dipahami dan diterapkan
3.       Tulis konten secara singkat, padat, dan jelas
4.       Kombinasikan tulisan dengan gambar/video jika diperlukan.
5.       Buatlah konten up to date atau topik hangat dan berkembang saat ini
6.       Tidak mengandung hoax atau berita palsu
7.       Menciptakan engaging content atau konten yang menarik minat pembaca karena  
       menyajikan hal yang baru dan segar.
8.       Lakuakn swa editing untuk menghindari kesalahan penulisan.

Sebagai seorang Guru dan sekaligus memilih untuk menjadi guru Blogger hendaklah kita membagikan tulisan-tulisan yang tetap mempertahankan identitas kita sebagai seorang pendidik. Buatlah konten semanrik mungkin dan tetap menjaga kualitas, karena dimanapun kita berada dan bagaimana pun kondisinya kita tetaplah seorang guru yang memberikan contoh yang baik bagi pembacanya.

12 komentar:

Sudah Buka, Kok Lemas!

  Hal yang kita tunggu setelah berpuasa seharian adalah waktu berbuka. Dengan berbuka kita berharap dapat mengisi kembali energi yang hilang...