Sabtu, 06 Februari 2021

Mengelola Taman Baca

 

Kegiatan membaca dan menulis tidak dapat dipisahkan. Kita dapat menulis karena kita membaca dan apa yang kita tulis akan bermanfaat apabila ada yang membacanya. Oleh sebab itu, selain sebagai penulis kita juga harus menebarkan semangat membaca kepada lingkungan sekitar kita. Atau dengan kata lain menjadi seorang penggiat literasi.

Menjadi seorang penggiat literasi kita harus banyak belajar kepada salah seorang narasumber pada pelatihan Belajar Menulis Gelombang 17 yaitu Mr. Bams. Apa yang dilakukan oleh Mr. Bams?

Siapa itu Mr. Bams, sudah dibahas pada postingan sebelumnya dapat dilihat di https://maifilandrean.blogspot.com/2021/01/menebarkan-semangat-hobi-menulis-untuk.html. Dalam postingan tersebut diceritakan tentang bagaimana Mr. Bams mengelola Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di sekolah tempat ia mengajar. Kali ini kita akan membahas apa yang dilakukan Mr. Bams untuk membangkitkan semangat literasi kepada masyarakat disekitar rumahnya.

Mr. Bams menceritakan bahwa kebiasaannya sebagai pendongeng sejak tahun 2004 membuatnya menyukai bergaul dengan anak-anak. Ia sangat senang apabila melihat anak-anak suka dan rajin membaca. Itulah yang melatar belakangi ia untuk mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

Mr. Bams mendirikan TBM dengan memanfaatkan halaman depan rumahnya dengan membuat tempat duduk yang terbuat dari bambu sebagi tempat untuk membaca. Rumah yang ia tempati sejak tahun 2007 tersebut mulai ia gunakan sebagai TBM tepatnya sejak tanggal 5 Oktober 2011.

Ia memberikan nama TBM tersebut dengan nama TBM Ayah Salwa . Salwa adalah putri semata wayang Mr.Bams yang saat itu masih berusia 8 tahun.

Saat itu Mr. Bams hanya memiliki sekitar 200 buku yang berasal dari koleksi peribadinya. Setiap malam Mr.Bams, istri, dan Salwa menyiapkan buku cerita anak dan majalah bobo yang masing-masing berjumlah 20 buah serta beberapa koran hari kemarin. Semua bahan bacaan tersebut diletakkan di atas sebuah Rak plastik dan diletakkan di teras rumah.

Rumah Mr. Bams tidak ada pagarnya sehingga walaupun ia dan keluarganya tidak ada di rumah anak-anak tetap bisa membaca buku yang sudah disiapkan tersebut. Setiap hari minggu Mr. Bams menyediakan meja guna memajang semua buku koleksinya, sehingga banyak anak yang mampir kerumah untuk melihat-melihat dan membaca buku.

“Suasana sore memang sangat menyenangkan buat anak-anak. Mereka asik membaca buku. Layanan TBM kami gratis alias tidak bayar. Asal mau saja datang kerumah” ungkap Mr. Bams.

Tidak hanya membaca, di TBM Ayah Salwa juga mengadakan kegiatan lain seperti: pinjam buku,, mendongeng, belajar menulis (TK/SD), belajar membaca, mewarnai, menggambar, menulis puisi, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut membuat anak-anak semakin ramai berkunjung ke TBM.

Melihat dengan bertambahnya antusias masyarakat terutama anak-anak untuk berkunjung, Mr. Bams perlahan-lahan mulai memperbaiki kondisi TBM yang ia kelola tersebut. Tempat membaca yang awalnya dari bambu ia ganti dengan semen agar anak-anak merasa nyaman.

Selain anak-anak yang di sekitar rumah Mr. Bams, TBM Ayah Salwa juga sering kedatangan anak-anak dari sekolah. Mereka berjalan kaki menuju perumahan Lebakwangi Asri tampat TBM beroperasi.

Memang benar kata Omjay (Pendiri Grup Belajar Menulis), orang baik rezekinya baik. Berkat keikhlasan dalam mengelola TBM, Pada tahun 2012 Mr. Bams dan keluarga mendapatkan rezeki yaitu bisa membeli rumah yang hanya berjarak tiga rumah dari rumah sebelumnya.

Saat ini, TBM Ayah Salwa berubah nama menjadi TBM AS Lebakwangi. TBM ini sudah mengalami perkembangan yang pesat, dimana TBM sudah mempunyai bangunan tersendiri tidak lagi bergabung dengan rumah Mr.Bams. Koleksi buku yang awalnya 200, sekarang sudah mencapai 6000an. Selain itu, TBM AS Lebakwangi juga telah tergabung kedalam forum TBM yang ada dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional.

Berkat kerja keras dan keikhlasan Mr.Bams dalam mengelolanya, TBM AS Lebakwangi sudah menghasilkan 3 piala, yaitu:

  1. Piala juara 2 Pengelola TBM dalam Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2013.
  2. Piala juara 1 Pengelola TBM dalam Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2014.
  3. Sabilulungan Awar 2018 dari Bupati Kabupaten Bandung.

 


Menurut Mr.Bams, piala adalah penguji keikhlasan, piala hanya symbol penghargaan dan penghormatan. Piala untuk mengukur seberapa ikhlas kita terus berjuang membangun TBM ini semakin bermanfaat.

Apa yang telah dilakukan oleh Mr. Bams patut kita tiru dan apresiasi. Tidak hanya disekolah tetapi juga dilingkungan sekitar tempat ia tinggal, Mr. Bams berusaha membangkitkan minat masyarakat untuk membaca. Maka wajar julukan “pendekar literasi” pantas disematkan kepadanya.

Mungkin terlalu jauh bagi kita untuk membudidayakan membaca sama seperti apa yang Mr. Bams lakukan. Kita dapat memulainya terlebih dahulu dari orang terdekat, yaitu keluarga. Semoga kita dapat terus menebarkan virus-virus literasi terutama saat sekarang ini, karena sedang terjadi krisis budaya membaca pada masyarakat Indonesia.

 

 

 

 

6 komentar:

  1. Tulisannya siip mengalir enak dibaca keren pak lanjut terus berliterasi semoga sukses sehat selalu

    BalasHapus
  2. Resumenya bagus dan lengkap, diksinya pas sehingga enak di baca 🙏👍

    BalasHapus
  3. Mantap. Gambarnya diedit dalam bingkai. Jos.

    BalasHapus
  4. Terima kasih Bapak/Ibu atas komentar dan kunjungannya...

    BalasHapus
  5. Inspiring memang Ayah Salwa ini, top markotop!

    BalasHapus
  6. mantap pak, enak dibacanya
    yang muda saatnya berkarya
    semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus

Sudah Buka, Kok Lemas!

  Hal yang kita tunggu setelah berpuasa seharian adalah waktu berbuka. Dengan berbuka kita berharap dapat mengisi kembali energi yang hilang...