Rabu, 13 Januari 2021

Menebarkan Semangat Hobi Menulis untuk Gerakan Literasi Sekolah

 

Gerakan Literasi Sekolah atau disingkat dengan GLS merupakan sebuah gerakan yang di canangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk meningkatkan minat baca dalam dunia pendidikan. GLS diharapkan sebagai jawaban dari masalah rendahnya budaya literasi bangsa Indonesia. Berdasarkan riset terhadap minat baca negara didunia yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016, menempatkan Indonesia berada nomor dua dari bawah, yaitu peringkat 60 dari 61 negara.

Pelaksanaan Belajar Menulis PGRI merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan budaya literasi. Peserta bukan hanya diajak untuk banyak menulis tetapi juga harus banyak membaca, karena inspirasi untuk menulis diperoleh dari kegiatan membaca. Oleh sebab itu, diharapkan akan banyak penggiat-penggiat literasi baru yang lahir dari kegiatan ini.

Penggiat Gerakan Literasi Sekolah

Peserta belajar menulis PGRI kebanyakan profesinya adalah sebagai seorang guru. Saat kita telah memiliki hobi menulis dan membaca, jangan hanya sebatas membuat tulisan di blog dan menerbitkan buku, tetapi  dapat menjadi penggerak literasi di sekolahnya masing-masing.

Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Bambang Purwanto, S.Pd, Gr. atau yang disapa dengan Mr.Bams saat diberi kesempatan sebagai narasumber pada pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 17. Ia berharap semua ilmu yang peserta peroleh dari proses belajar menulis ini tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri tetapi dapat memberi imbas terhadap lingkungan tempat ia berada.

Mr. Bams adalah seorang guru TIK yang aktif menulis di website penamrbams.id.  Ia membagikan kisah suksesnya dalam memajukan GLS di SMP Taruna Bakti tempat dimana ia mengajar. Ia berhasil membawa sekolahnya berprestasi dalam hal literasi.

Ceritanya berawal dari tahun 2015, ketika Bapak Anies Baswedan selaku Mendikbud saat itu mengeluarkan himbauan untuk sekolah disetiap jenjang agar melakukan kegiatan GLS. Kepala sekolah SMP Taruna Bakti pada saat itu menunjuk Mr. Bams sebagai Ketua Tim untuk melaksanakan perintah tersebut. Hal tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan karena Mr. Bams mempunyai pengalaman dalam bidang literasi. Selain sebagai seorang guru, ia juga aktif sebagai Pendongeng Perpustakaan Kabupaten Bandung dan Ketua TBM (Taman Baca Masyarakat) Lebakwangi.

Setelah ditunjuk sebagai Ketua TIM GLS disekolahnya, Mr. Bams memulai tanggung jawabnya dengan membentuk program literasi yang dijalankan setiap minggu. Senin : membaca kitab suci, Selasa-kamis : membaca buku non pelajaran, dan Jum’at : ayo menulis. Kegiatan tersebut dilakukan 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai. Setiap hari ia selalu membuat laporan perkembangan jalannya program tersebut. Ia mendatangi setiap lokal untuk mendata siswa-siswa yang membaca dan tidak membaca buku. Lalu hasilnya dilaporkan kepada wali kelas dan kepala sekolah.

Setiap siswa yang melaksanakan kegiatan GLS diminta untuk membuat review dari hasil bacaannya serta akan mendapat point literasi. Mr. Bams tidak menerapkan sanksi bagi siswa yang tidak membaca, hanya saja mereka akan malu saat point literasinya diumumkan. Menurutnya, hal yang perlu dibangun adalah kejujuran dan kesadaran bukan paksaan. Berilah kebebasan kepada siswa untuk memilih buku yang mereka sukai dan butuhkan, sehingga anak-anak tidak merasa terkekang.

Sebagai bentuk penghargaan bagi siswa yang rajin membaca, setiap akhir semester akan diberikan sertifikat untuk juara 1, 2, dan 3 berdasarkan point literasi yang telah mereka kumpulkan. Adanya apresiasi tersebut membuat siswa termotivasi untuk terus membaca.

Mr. Bams mengatakan bahwa sebuah program di sekolah akan berhasil apabila dilakukan monitoring secara berkelanjutan dan mendapat dukungan dari semua pihak yang ada disekolah. Kegiatan GLS dapat berjalan dengan baik jika semua warga sekolah dilibatkan.


Berkat kerja kerasnya untuk mewujudkan GLS disekolahnya, Mr. Bams Berhasil membawa sekolahnya juara literasi 1 se-Kabupaten Bandung. Selain itu, ia pun mendapat penghargaan pribadi sebagai penggiat literasi, diantaranya: Penerima Anugerah Widya Pratama Tahun 2019 dan Nominasi Guru Inspiratif Een Sukaesih Award 2019.

  Menjalankan Gerakan Literasi Sekolah

Berdasarkan cerita Mr. Bams, ada beberapa point penting yang perlu kita lakukan untuk memajukan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), yaitu

  1. Membentuk TIM GLS yang bertugas untuk membuat, mensosialisasikan, dan  memastikan program-program  literasi berjalan sesuai dengan harapan.
  2. Melakukan pemantauan secara berkelanjutan agar kegiatan GLS tidak berjalan secara setengah-setengah tetapi dapat menjadi kegiatan yang dapat terus untuk dilakukan.
  3. Membangun kesadaran kepada siswa akan pentingnya kegiatan literasi, sehingga ia melakukannya atas kemauannya sendiri bukan paksaan dari orang lain.
  4. Memberikan penghargaan kepada siswa yang rajin membaca sehingga ia termotivasi untuk terus melakukannya.
  5. Membangun kerjasama yang baik dengan berbagai pihak yang ada disekolah karena sebuah program akan terlaksana dengan baik jika mendapat dukungan dari semua warga sekolah.

Namun tidak terlepas dari itu semua, mulailah dari diri sendiri. Guru merupakan contoh teladan bagi siswa. Kegiatan literasi akan dapat berjalan jika guru memiliki minat besar pada literasi.. Bagaimana siswa mau dan rajin membaca kalau gurunya sendiri  bukan seorang pembaca.

 




















       

9 komentar:

Sudah Buka, Kok Lemas!

  Hal yang kita tunggu setelah berpuasa seharian adalah waktu berbuka. Dengan berbuka kita berharap dapat mengisi kembali energi yang hilang...