Sabtu, 27 Februari 2021

Menjadi Guru Berprestasi dan Berdedikasi di Daerah 3

Apabila kita berbicara tentang daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) kita akan langsung terbayang dengan kondisi daerah yang sangat berbanding terbalik dengan daerah perkotaan. Suatu daerah yang pertumbuhan ekonominya rendah serta fasilitas yang serba kurang dan terbatas.

Mengabdi didaerah dengan kondisi tersebut tidaklah mudah, berbagai halangan dan rintangan yang akan dihadapai. Daerah terpencil yang jauh dari pusat kota serta sarana dan prasaran yang belum memadai tentu banyak orang yang dari luar daerah enggan untuk menetap lama disana.

Namun berbeda dengan seorang guru salah satu sekolah yang berada di daerah terpecil provinsi NTT. Justru dengan segala kekurangan tersebut menjadi baginya untuk tetap bertahan dan mengabdi di daerah tersebut. Ia adalah Bapak Khamdan Muhaimin, S.Pd, Gr.

Sosok guru inspiratif yang mendapat penghargaan dari kemdikbud atas dedikasinya selama bertugas didaerah 3T. Ia menceritakan perjalanan tugasnya tersebut ketika menjadi narasumber di group Belajar Menulis Gelombang 17.

Bapak Khamdan merupakan seorang guru Bimbingan Konseling yang bertugas di sebuah sekolah yang berada didaerah terpecil di provinsi NTT. Tepatnya di SMPN 5 Sambi Rampas. Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT. Karena letaknya yang jauh dengan pusat kota, maka daerah tersebut masuk kedalam kategori wilayah khusus 3T.

Sebelum bertugas ditempat sekarang, Pria kelahiran Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah ini pernah menjadi guru honorer di SMK Muhammadiyah Weleri Kendal dan SMKN 1 Mandiraja Banjarnegara. ia mulai mengabdi di daerah 3T sejak tahun 2015.

Bapak Khamdan tinggal di sebuah desa yang terdiri dari tujuh kampung. Dimana, antar kampung berada pada lokasi yang saling berjauhan satu sama lain. Kondisi desa yang belum ada listrik, sinyal susah, air yang sulit, dan jalan-jalan yang mendaki dan menurun serta berbatuan.

Mata pencaharian masyarakat disana kebanyakan berprofesi sebagai petani kopi yang hasil panennya satu tahun sekali. Bisa dikatakan ekonomi masyarakat termasuk golongan menengah kebawah.  Agar sampai ke ibu kota saja harus menempuh jarak yang cukup jauh sekitar 4 jam perjalanan. Jarak yang jauh membuat masyarakat sangat jarang sekali untuk pergi ke kota membeli kebutuhan sehari-hari. Masyarakat lebih memilih menanam sendiri untuk kebutuhan pokok sehari-hari.

Namun, dibalik kondisinya tersebut adat istiadat desa tersebut masih sangat kental. Kearifan lokal dan sikap gotong royong masyarakat yang masih terjaga. Berikut adalah beberapa acara adat yang dilakukan, diantaranya:

  1. Irong, tidak boleh berteriak, menyalakan api, dan rebut selama 1-2 hari. Tujuannya adalah agar hasil panen yang didapatkan melimpah.
  2. Mbaru dor, yaitu acara sebelum masuk kerumah baru.
  3. Kapok tuak adalah adat menyambut tamu dengan berbicara adat menggunakan tuak, rokok, dan ayam kampung. Acara tersebut merupakan bentuk ketulusan dan kegembiraaan masyarakat dalam menerima dan menyambut tamu baru. Inilah hal yang unik dari daerah pendalaman. Kedatangan kita sangat diharapkan karena mereka tau akan membawa perubahan kearah lebih baik.
  4. Makan padi baru, acara pesta sekolah, dan lain-lain

Bapak Khamdan mengaku sangat menikmati dan mensyukuri keadaan yang ada. Dengan itu, proses kehidupan semuanya akan terasa ringan. Ia merasa Indonesia itu luas, jadi dimanapun selama masih di wilayah NKRI ia siap ditempatkan dimanapun untuk mencerdaskan anak bangsa.

Ia menambahkan kita harus merasakan bahwa anak-anak daerah 3T juga bagian dari kita. Oleh sebab itu, mereka juga harus mendapatkan kesempatan dan fasilitas yang cukup. Semoga mereka dapat mengejar ketertinggalan dengan sentuhan-sentuhan kecil dari para guru di daerah 3T.

Bapak Kahmdan mulai menulis tepatnya pada tahun 2016. Ia menulis tentang berbagai tantangan dan solusi menjadi pendidik di daerah 3T. Pertama kali menulis langsung menghantarkannya menjadi finalis 10 besar kegiatan Simposium GTK 2016 di Jakarta yang di selenggarakan oleh Kemdikbud RI.

Alasan Bapak Khamdan menulis karena ia ingin pendidikan di daerah khusus terpencil yang masih serba kekurangan dari berbagai akses agar dapat diperhatikan oleh pemerintah. Ia berharap dengan menulis tentang perjalanan didaerah 3T dapat memotivasi para guru lain yang juga berjuang didaerah lain dengan kondisi serupa agar semangat untuk berinovasi dan menginspirasi walaupun didaerah terpencil.

Tulisan yang Bapak Khamdan tulis beranjak dari masalah yang ia temukan selama bertugas daerah 3T. Kemudian dari masalah tersebut ia memberikan solusi melalui tindakan. Kemudian, setiap tindakan tersebut ia abadikan melalui tulisan. Ia berpegang teguh pada sebuah hadist “Sebaiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain”.

Salah satu permasalah yang ia temukan, hal yang dilakukan anak-anak setelah pulang sekolah yaitu makan, istirahat sebentar, ke kebun untuk mencari kayu bakar dan sayur, dan pulang ketika waktu makan malam. Akibatnya anak-anak langsung tidur karena kelelahan sehingga tidak sempat untuk belajar.

Melihat kondisi tersebut, Bapak Khamdan berinisiatif mendirikan rumah belajar dengan tujuan agar anak lebih semangat lagi untuk belajar. Rumah belajar tersebut menyediakan berbagai kegiatan, diantaranya: les matematika, membaca buku, meggambar, mewarnai, olah raga bulutangkis, voli dan lain-lain. Anak-anak juga diperkenalkan untuk memanfaatkan teknologi seperti mengoperasikan laptop dan akses internet gratis.


Hal yang membuat Bapak Khamdan bahagia ialah ketika rumah belajar yang ia dirikan pernah mendapatkan kiriman buku dari Najwa Shihab sebagai duta baca Indonesia.

Selain itu, Bapak Khamdan juga menjadi relawan dengan membuat proposal bantuan ke berbagi instansi baik negeri maupun swasta seperti, yayasan, kampus, komunitas, media online, perpustakaan daerah maupun nasional. Barang-barang yang diberikan oleh donator kemudian ia bagikan kepada masyarakat, seperti flashdisk video pembelajaran, seragam sekolah, buku, dan alat tulis ke sekolah. Mukena, al-quran, buku, karpet ke umat muslim. Bapak Khamdan juga mewakili donator dari jawa dengan membuat dua sumber mata air beserta bak penampungannya untuk warga sekitar yang kekurangan air.


Permasalahan disekolah tempatnya mengajar adalah sinyal internet yang susah, kadang bisa hilang sampai 3 hari. Oleh karena itu, ia menginisiasi sekolah berbasi digital seperti, Computer Based Tes offline dan pemilihan ketua osis offline yang pertama kali dilaksanakan disekolah dan Kabupaten Manggarai Timur. Cara kerja digital tanpa menggunakan sinyal dan kartu perdana. Ia juga membuat kelompok belajar mini di setiap kampung.


Bapak Khamdan menceritakan melalui sebuah tulisan dari setiap permasalahan yang ia temui dan solusi yang diberikan. Tulisan tersebut membuat Bapak Khamdan dinobatkan sebagai guru SMP Inspiratif Tingkat Nasional 2020 yang diselenggarakan oleh Dirjen GTK Kemdikbud. Ia berharap guru-guru lain juga mendapatkan anugerah tersebut. Baginya menjuarai lomba hanya bonus yang diberikan oleh Allah SWT dari kerja dengan ikhlas.

“Teruslah mengabdi dimanapun kita berada. Ilmu yang kita berikan akan berdampak pada generasi berikutnya. Guru tidak hanya mengajar tetapi juga bisa berkontribusi bagi lingkungan sekitar yang membutuhkan. Terus menjadi teladan bagi anak didik, terus berkarya, berinovasi dan menginspirasi. Selamat mengabdi, sehat selalu, dan berusaha memberi manfaat kepada orang lain”. Ungkap Bapak Khamdan.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sudah Buka, Kok Lemas!

  Hal yang kita tunggu setelah berpuasa seharian adalah waktu berbuka. Dengan berbuka kita berharap dapat mengisi kembali energi yang hilang...