Kamis, 07 Januari 2021

Trik Jitu Menulis untuk Pemula

 


Semua kita berawal dari penulis pemula. Bahkan penulis-penulis yang terkenalpun yang kita kagumi lewat karya-karyanya yang mengaggumkan, semuanya berawal dari penulis pemula. Penulis yang baru mengenal tulisan, tidak tau apa yang mau ditulis, tidak punya keahlian dalam menulis, kesulitan merangkai kata, kesulitan menemukan, dan sebagainya.

Namun dari semua itu dengan adanya keinginan untuk menikmati sebuah proses. Penulis yang awalnya hanya penulis pemula bisa menjadi penulis yang terkenal. Penulis yang leluasa menggerakkan tangan untuk menghasilkan karya-karya, penulis yang karyanya ditunggu-tunggu serta menginspirasi banyak pembaca.

Pengalaman menjadi penulis pemula ini dibagikan oleh salah seorang alumni peserta “Belajar Menulis PGRI” gelombang 10 yang bernama Ibu Rita Wati, S.Kom. Seorang penulis yang awalnya ingin menjadi seorang penulis hanya sebatas angan saja hingga pada akhirnya mampu menerbitkan buku.

Ibu Rita Wati, S.Kom adalah seorang guru yang telah menulis buku solo dan buku antalogi setelah mengikuti  pelatihan Belajar Menulis PGRI. Karya-karya beliau diantaranya : 25 Trik Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku, Merajut Asa Sejak Belia, Pena Digital Guru Milenial, dan Pesona Kearifan Local Nusantara. Ia juga aktif menulis di blog www.Catatangurumilenial.wordpress.com.


 Awal mula menulis

Cerita inspiratif ini diambil dari kisah Ibu Rita Wati, S.Kom ketika menjadi penulis pemula. Awal mula ketertarikan Ibu Rita menulis sudah cukup lama yaitu saat masih menjadi mahasiswa pada tahun 2001. Hal tersebut dikarenakan ia berteman dengan seorang penulis yang telah menerbitkan buku. Akan tetapi, akibat adanya ketidaktahuan mau menulis apa dan bagaimana cara untuk memulainya, sehingga keinginan tersebut hanya dipendam sampai waktu yang cukup lama.

Pada tahun 2005 keinginan Ibu Rita untuk menulis kembali lagi, namun ia tidak terlalu aktif mencari tahu lebih dalam tentang dunia kepenulisan. Ia berusaha keras untuk mewujudkan cita-citanya sejak dulu yaitu menulis cerpen dan novel. Tanpa disadari ia berhasil menghasilkan beberapa cerpen dan 140 halaman novel. Akan tetapi, capaian tersebut hanya ia pendam untuk dirinya saja. Ketidakpercayaan diri mengalahkan cita-citanya. Ia tidak berani tulisan tersebut dibaca oleh orang lain, sehingga tulisan tersebut ia sembunyikan dikomputer sebagai hidden folder.  Bahkan pada saat ia sempat mencap diri “Kamu Tidak Bakat Menjadi Penulis”. Akibat dari kejadian tersebut, Ibu Rita cukup lama tidak menghiraukan lagi tentang menulis.

Secercah cahaya muncul yaitu pada tahun 2020. PGRI melalui insiator oleh Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd mengadakan pelatihan menulis melalui whatsapp group gelombang 10. Awalnya Ibu Rita tidak begitu tertarik dengan pelatihan tersebut. Ia mengikutinya hanya sebatas “coba-coba”. 

Pelatihan tersebut menuntut persertanya untuk membuat resume setiap materi yang disampaikan kurang lebih 30 narasumber. Pada pertemuan 1-5 Ibu Rita membuat resume alakadarnya saja, sekedar untuk memenuhi kewajiban. Ia beranggapan yang penting sudah mengerjakan tugas. Barulah mulai pertemuan ke-6 ia menyadari betapa menariknya pelatihan ini. Berharap impiannya dari dulu menjadi seorang penulis bisa terwujud. Kemudian ia mulai berpikir bagaimana caranya membuat resume yang menarik tidak hanya copy-paste tetapi hasil olah kata sendiri.

Nah ketika ibu Rita menulis resume berdasarkan hasil olahan katanya sendiri justru terjadi hal yang diluar dugaan. Sebelumnya tulisan/resume yang ia tulis biasa-biasa saja, tetapi  resume ke 6 yang merupakan olahan katanya sendiri di share oleh Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd (OmJay), salah satu narasumber pada pelatihan tersebut.  Resume yang Ibu Rita tulis menjadi popular di group dan blognya banyak dikunjungi.

Sejak saat itu semangat menulis Ibu Rita semakin tinggi dan berhasil mengikuti pelatihan belajar menuslis hingga selesai 30 pertemuan. Berkat kegigihannya, ia diajak menjadi kurator oleh Ibu Sri Sugiastuti (narasumber) dan berhasil menerbitkan 3 buku solo, 1 buku duet, dan 7 buku antalogi.

Trik jitu menulis

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan sebelum menulis

1.      Tentukan tujuan/motivasi menulis

Segala sesuatu yang kita niatkan untuk melakukannya akan terjadi apabila disertai oleh alasan mengapa kita harus melakukan hal tersbut. Tanpa alasan yang kuat, kita tentunya tidak mempunyai dorongan untuk mewujudkan hal tersebut.

Sama halnya dengan menulis, untuk memulai menulis kita perlu tujuan yang harus kita capai, sehingga memaksakan kita untuk melakukannya. Apakah kita menulis hanya sekedar ingin belajar, hobi, menghasilkan uang atau hanya karena keterpaksaan untuk memenuhi tugas tertentu. Sebaik-baiknya alasan kenapa kita harus menulis adalah ingin berbagi ilmu dan kebaikan secara ikhlas. Apabila  kita tidak mendapat tidak mendapatkan reward, kita tidak akan kecewa.

2.      Tulis apa saja yang dipikirkan

Salah satu kesulitan penulis pemula adalah menemukan ide yang tepat untuk ditulis. Hal yang dapat kita lakuakan untuk melatih keterampilan menulis kita adalah tulis hal apa saja yang terlintas dalam benak kita, seperti tentang lingkungan sekitar, hewan kesayangan, apabila kita seorang guru bisa menulis tentang sekolah/siswa atau hal -hal lain yang disenangi dan dikuasai.

 3.      Edit tulisan diakhir

Setelah kita menemukan apa yang akan kita tulis, tuangkan semua ide yang ada sampai semua semua yang kita pikirkan tersalurkan. Tunda dulu untuk mengedit sampai semua ide selesai kita tuliskan.

4.      Latihan menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan yang perlu dilatih agar tulisan yang kita hasilkan enak untuk dibaca. Latih tangan kita menulis setiap hari mulai secara bertahap dari 100-150 kata hingga akhirnya bisa menulis 1000 kata.

 5.      Manfaatkan suasana hati

Manfaatkan kondisi dimana saat kita sedang “mood”. Apabila suasana hati kita sedang gembira biasanya akan menstimulasi otak kita untuk berpikir jernih dan kreatif, sehingga banyak hal yang bisa kita tulis.

 6.      Membuat kerangka tulisan

Apabila kita sudah mulai terbiasa melakukan kegiatan menulis setiap hari, tingkatkan kemampuan dengan membuat kerangka tulisan, jika tulisan yang pernah kita tulis ingin dijadikan sebuah buku.

 7.      Menulis buku antalogi

Tantangan penulis pemula adalah adanya ketidak percayaan diri terhadap karya yang dihasilkan. Salah satu cara untuk mengantisipasi hal tersebut adalah menulis buku antalogi. Buku antalogi adalah kumpulan tulisan dari banyak penulis.

Agar tulisan menjadi lebih berkualitas dan enak untuk dibaca kita harus memperhatikan kaidah-kaidah dasar penulisan, seperti:

1.      Penggunaan huruf besar dan kecil yang tidak tepat.
2.      Peragraf terlalu panjang
3.      Penggunaan tanda baca seperti: titik, koma, titik dua, dan lain-lain.
4.      Gunakan kata baku.
5.      Penggunaan kata yang tidak efektif.
6.      Penggunaan istilah asing yang sering keliru.
7.      Penggunaan kata depan.

Pertimbangan lain agar tulisan kita diminati oleh banyak pembaca, buatlah judul semenarik mungkin, karena judul adalah tulisan yang pertama kali dilihat oleh pembaca. Biasanya judul yang menarik yaitu berkaitan dengan tips, trik, manfaat, dan angka. Selain itu, bedakan cara kita menulis di media sosial dan buku. Jika penulisan di Blog (media social), menulis 2 atau 3 kalimat sudah bisa membuat paragraf baru. Hal ini dikarenakan di media sosial orang hanya memiliki waktu 3 menit untuk memutuskan apakah mereka akan melanjutkan bacaannya atau tidak.

Apabila hal-hal diatas sudah dikerjakan, tidak perlu menunggu lama lagi, kita akan bisa menjadi seorang penulis dan menerbitkan buku sendiri. Mulai saja terlebih dahulu. Hal tersulit untuk melakukan sesuatu yang belum pernah sama sekali dilakukan adalah memulainya. Sebuah perubahan besar apabila kita sudah berani untuk memulai. Awalnya memang sulit, semuanya akan berbuah manis pada waktunya. “Nothing is Impossible in The World” (Ibu Rita Wati, S.Kom)

 

6 komentar:

  1. Luar biasa Detil resumenya, mantap...
    Jika berkenan silahkan main ke blog sy🙏
    https://yuliasmanofficial.blogspot.com/2021/01/dua-jam-di-kelas-trik-jitu-menulis.html

    BalasHapus
  2. Bagus Pak tulisannya, lugas dan jelas maksudnya. Silakan singgah di blog saya.

    BalasHapus

Sudah Buka, Kok Lemas!

  Hal yang kita tunggu setelah berpuasa seharian adalah waktu berbuka. Dengan berbuka kita berharap dapat mengisi kembali energi yang hilang...