Sabtu, 09 Januari 2021

Menulis dengan Kekuatan Silaturahmi

Menurut KBBI Silaturahmi berarti tali persaudaraan. Jika didefinisikan silaturahmi adalah menjalin hubungan untuk mengikat tali persaudaraan.  Silaturahmi merupakan hal yang sangat dianjurkan, karena mengandung kebaikan didalamnya, sebagaimana hadist nabi yakni:

“Siapa yang suka dilapangkan rezkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Kita memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi setiap kebutuhan hidup. Oleh sebab itu, kita perlu untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.

Kali ini akan dibahas tentang silaturahmi dengan sudut pandang yang berbeda, yaitu bagaimana  silaturahmi dapat memberikan energi yang positif bagi seorang penulis. Ibu Sri Sugiastuti, M.Pd contohnya, yang merasakan manfaat silaturahmi terhadap karir menulisnya.

Ibu Sri Sugiastuti, M.Pd adalah penulis kelahiran 08 April 1961 yang senang disapa dengan sebutan Bu Kanjeng. Nama panggilan yang diberikan oleh teman-teman komunitas menulisnya. Nama yang diambil dari salah satu tokoh dalam karyanya yang bernama Pak Kanjeng, sehingga sebutan Bu Kanjeng melekat dengan Ibu Sri Sugiastuti sampai saat ini.

Kelihaian Bu Kanjeng dalam menulis tidak dapat diragukan lagi. Banyak artikel yang sudah ia tulis dalam blog pribadinya http://www.Srisugiastutipln.com. Kumpulan tulisan yang enak dan renyah untuk dibaca dan tentunya sangat bermanfaat bagi pembaca. 

Menulis di Usia Senja

Ibu Kanjeng menceritakan bahwa ia merasa terlambat untuk belajar menulis. Karir menulisnya dimulai ketika usianya sudah menjelang setengah abad. Dimana saat ia masih kuliah S2 jurusan pengkajian Bahasa Inggris di UMS pada tahun 2009. Pada saat itu ia menerima tawaran dari salah seorang teman ketika sedang mengikuti MGMP untuk bekerja sama dalam menulis buku ajar berbahasa inggris yang dibutuhkan oleh penerbit Erlangga.

Setelah menerima tawaran tersebut dan melewati proses yang panjang, akhirnya buku tersebut terbit pada tahun 2010. Ia merasa pada saat itu merupakan tahun keberuntungannya. Ia merasakan kepuasan tersendiri dalam menulis, karena buku karangan ia dan temannya “SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK” bisa terbit disalah satu penerbit mayor, dipakai secara nasional, dan mendatangkan omset yang besar. Sejak saat itulah ia menjadi gemar menulis dan menjadi pegiat literasi nusantara.

Ibu Kanjeng merupakan contoh perempuan yang tidak pernah berhenti untuk belajar. Meskipun di usia yang bisa dikatakan tidak muda lagi, ia terus berusaha dan berupaya untuk mengupgrade diri untuk menjadi seorang penulis. Ia memiliki prinsip lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. (Better Late Than Never).

Perjalanan awal Bu Kanjeng menjadi penulis merupakan contoh nyata dari “The Power of Silaturahmi”. Andai saja ia tidak memiliki hubungan yang baik dengan teman MGMPnya, ia tidak akan mendapat tawaran untuk menulis buku. Tetapi, berkat silaturahmi Bu Kanjeng bisa merasakan pengalaman menerbitkan buku disalah satu penerbit mayor. Suatu pengalaman yang mempunyai pengaruh besar terhadap karir menulisnya.

Menulis buku solo dan antalogi

Semenjak memutuskan menjadi seorang pegiat literasi Bu Kanjeng telah menerbitkan banyak buku solo. Berikut adalah beberapa buku yang ia tulis: Wow English Is So Easy Kids, Catatan Corona Bu Kanjeng, Catatan Literas Motivasi & Literasi Bu Kanjeng, dan The Stories Of Wonder Women.

Salah satu buku Bu Kanjeng “The Stories of  Wonder Women” merupakan buku yang lahir dari aktivitas silaturahmi yang ia lakukan. Buku tersebut berisi kisah-kisah inspiratif dari para perempuan hebat yang pernah ia temui.

Bu Kanjeng juga aktif membuat buku antalogi. Bisa dikatakan Bu Kanjenglah yang memajukan literasi buku antalogi di group Belajar Menulis PGRI. Ia menjadi pengaggas disetiap gelombang agar peserta menulis buku antalogi. Setiap gelombang mempunyai satu buku antalogi. Buku antalogi berisi karangan-karangan penulis berbeda yang dipadukan dalam satu tema. Buku tersebut bisa terwujud karena adanya komunikasi dan kerjasama yang baik antar para penulisnya. 

 

Cerita Bu Kanjeng mengajarkan bahwa silaturahmi dapat menjadi sumber kekuatan untuk menulis. Kadangkala inspirasi untuk menulis kita dapatkan dari orang-orang yang kita temui. Tidak hanya didunia nyata, begitupun di dunia maya. Inspirasi datang ketika kita mengunjungi dan membaca blog orang lain. Ide yang kita dapatkan untuk menulis merupakan buah dari silaturahmi yang kita lakukan.

 

4 komentar:

Sudah Buka, Kok Lemas!

  Hal yang kita tunggu setelah berpuasa seharian adalah waktu berbuka. Dengan berbuka kita berharap dapat mengisi kembali energi yang hilang...