Rabu, 20 Januari 2021

Tips Menulis dan Menerbitkan Buku ke Penerbit



Salah satu karya yang ingin dimiliki oleh semua penulis adalah buku. Kegiatan menulis akan terasa  lengkap apabila bisa memonumenkan kumpulan karya menjadi sebuah buku. Buku merupakan mahakarya yang memilki arti penting sebagai perekam jejak kepenulisan bagi seorang penulis

Sama halnya dengan pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 17. Salah satu indikator keberhasilan peserta adalah bisa menerbitkan sebuah buku, minimal buku dari kumpulan resume yang ditulis berdasarkan ilmu yang disampaikan oleh setiap narasumber. Lalu bagaimana caranya menulis buku untuk bisa diterbitkan?

Pertanyaan diatas dapat dijawab melalui materi yang disampaikan oleh Bapak Mukminin, M.Pd atau yang sering disapa Cak Inin. Ia adalah seorang guru di SMPN 1 Kedungpring, Lamongan dan juga alumni pelatihan Belajar Menulis PGRI. Saat ini ia memiliki perusahaan penerbit yang bernama Kamila Press, beroperasi sejak September 2020. Cak Inin merupakan peserta yang awalnya ingin menerbitkan buku tetapi bertranformasi menjadi pemilik dari sebuah perusahaan penerbit.

Cak Inin mulai mengikuti belajar menulis pada bulan Maret-Desember 2020. Hasilnya ia telah menerbitkan dua buku solo dan delapan buku antalogi. Dua buku solonya adalah 55 Pantun Nasihat dan Jurus Jitu Menjadi Penulis Andal. Saat ini Cak Inin juga aktif menulis di blog pribadi https://cakinin.blogspot.com.  

Tips dalam Menulis

Cak Inin mengatakan untuk menulis buku ada beberapa hal yang diperlukan bagi seorang penulis pemula.

Pertama, diperlukan keberanian dan tekad yang kuat untuk menulis dan mempublikasikan hasil tulisan yang telah dibuat. Menulis bukanlah sebuah bakat yang dibawa dari lahir, tetapi suatu keterampilan yang perlu diasah. Oleh sebab itu, dengan adanya dorongan yang kuat dari dalam hati sehingga akan memaksa diri untuk terus menghasilkan tulisan.

Kedua, merubah mindset atau pola pikir yang beranggapan bahwa menulis itu sulit. Setiap tindakan yang kita lakukan semuanya berawal dari apa yang kita pikirkan. Kita dapat melakukan sesuatu karena kita berpikir kita mampu untuk melakukannya. Sama halnya dengan menulis, yakinkan dalam pikiran bahwa menulis adalah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan sehingga secara tidak langsung kita memberi peluang kepada diri kita untuk mencoba melakukannya. Mulailah dengan menulis tentang hal apa saja yang didengar, dilihat, dibaca, atau dirasa.

Ketiga, mengenali potensi diri terhadap hal apa yang disukai dan kuasai karena setiap orang memiliki minat yang berbeda-beda. Ada yang menyukai menulis tentang pendidikan, agama, fiksi atau non fiksi, dan lain-lain. Menulis akan lebih mudah apabila kita menulis tentang hal yang kita sukai dan kuasai. Namun satu hal yang perlu diingat adalah sehebat apapun potensi yang kita miliki tanpa diasah dan dilatih semua akan sia-sia.

Keempat, membekali diri dengan banyak membaca. Membaca dan menulis merupakan dua halyang tidak bisa dipisahkan. Dengan banyak membaca akan menambah wawasan sehingga akan memunculkan banyak ide dan menghasilkan karya yang menarik.

Tips Menerbitkan Buku

Cak Inin yang saat ini menjadi pemilik sebuah penerbit buku memiliki tips bagi penulis pemula untuk bisa menulis buku agar layak terbit, yaitu:

  1. Kesibukan dalam menjalani hari-hari bukanlah suatu alasan untuk tidak menulis. Apabila ide tiba-tiba muncul disaat kita sedang melakukan suatu kegiatan, tuliskan segera di secarik kertas atau rekam melalui hp agar tidak lupa. Tuliskan pokok-pokok ide berdasarkan 5W+1H.
  2. Menentukan waktu yang tepat untuk menulis. Menulislah disaat kita nyaman untuk melakukannya, misalnya: menulis pada waktu subuh, sebelum tidur, atau diwaktu lain. Kembangkan pokok-pokok tulisan dengan kalimat yang sederhana dan menggunakan istilah yang umum sehingga menghasilkan tulisan yang baik, enak dibaca, dan mudah dipahami.
  3. Menjadi diri sendiri, karena setiap orang mempunyai gaya yang berbeda-beda dalam menulis. Oleh sebab itu, tampilkan tulisan dengan gaya sendiri sehingga karya yang kita hasilkan mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan karya orang lain. 
  4. Menulislah sebanyak-banyaknya tanpa membatasi jumlah halaman. Selain itu, hindari menulis sambil mengedit, proses edit dilakukan ketika semua ide tersalurkan. Perbaiki tulisan sesuai dengan EYD/EBBI. 
  5. Mempelajari dan menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk menerbitkan buku, seperti membuat cover dan judul buku yang menarik, menyiapkan kata pengantar, daftar pustaka, biodata penulis, synopsis buku, dan hal-hal lain yang harus dikirim ke penerbit.

Jenis-jenis penerbit

Penerbit buku ada dua macam yaitu penerbit mayor dan penerbit indie.Beberapa contoh dari penerbit mayor adalah Gramedia Pustaka Utama, Erlangga, Yudhistira, dan lain-lain. Sedangkan penerbit indie contohnya penerbit yang dimiliki oleh Cak Inin yaitu Kamila Press.  Apakah yang membedakan antara keduanya? Simak penjelasan yang disampaikan Cak Inin berikut ini.

1.   Jumlah cetakan

Penerbit mayor mencetak buku secara massal,biasanya sekitar 1000-3000 eksemplar dalam sekali cetak untuk didistribusikan ke toko-toko buku. Sedangkan penerbit indie mencetak buku secara berkala atau hanya akan mencetak apabila ada yang memesan buku tersebut.

2.   Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

Pada penerbit mayor sebelum naskah dicetak dan diterbitkan, naskah harus melewati beberapa tahap dan prosedur. Penerbit mayor sangat selektif dan memiliki syarat yang ketat dalam memilih naskah untuk diterbitkan.  karena mereka tidak berani untuk mengambil resiko dalam menerbitkan setiap naskah yang diterima. Naskah yang diterbitkan harus mengikuti selera pasar. Oleh sebab itu, pengajuan naskah ke penerbit mayor rentan terjadinya penolakan.

Sedangkan pada penerbit indie,naskah tidak akan ditolak selama naskah tersebut layak untuk diterbitkan, tidak melanggar undang-undang hak cipta, tidak plagiat, serta tidak mengandung unsur sara dan pornografi.

3.   Profesionalitas

Penerbit mayor merupakan perusahan besar yang memiliki profesionalitas yang tinggi. Sedangkan penerbit indie sebenarnya juga profesional namun sering disalah artikan. Banyak yang beranggapan bahwa di penerbit indie buku diterbitkan secara asal-asalan.Oleh sebab itu, sebagai seorang penulis harus jeli dalam memilih penerbit indie untuk menerbitkan buku. Jangan tergoda dengan paket penerbitan yang murah, tetapi kualitas  masih belum jelas.

4.   Waktu Penerbitan

Pada penerbit mayor umumnya sebuah naskah diterima atau tidak akan dikonfirmasi dalam tempo waktu 1-3 bulan. Walaupun naskah diterima belum tentu bisa langsung untuk diterbitkan, karena harus melalui banyak tahap. Selain itu, buku yang sudah diterbitkan akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali ke penerbit jka tidak memenuhi target penjualan.

Berbeda dengan penerbit mayor, penerbit indie akan segera memproses setiap naskah yang diajukan dan buku sudah bisa terbit dalam hitungan minggu. Penerbit indie tidak memiliki pertimbangan yang rumit dan tidak terfokus terhadap selera pasar dalam menerbitkan buku. 

5.   Royalti

Kebanyakan penerbit mayor mematok royalty bagi penulis maksimal 10% dari total penjualan sedangkan pada penerbit indie royalty bagi penulis umumnya 15-20% dari harga buku. Buku dipasarkan melalui media sosial, seperti fb, Instagram, WA, dan lain-lain. 

6.   Biaya penerbitan

Penerbit mayor tidak membebankan biaya penerbitan kepada penulis atau gratis. Itulah yang menyebabkan buku tidak bisa langsung diterbitkan dan harus diseleksi secara ketat, karena jika buku yang sudah diterbitkan tidak laku terjual kerugian hanya ditanggung oleh pihak penerbit.

Sedangkan untuk menerbitkan buku pada penerbit indie berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan penerbit lain berbeda karena pelayanan dan mutu buku yang diterbitkan tidak sama.

Apapun penerbit yang kita pilih, tidak akan mengurangi kualitas dari karya yang kita hasilkan. Sebagai seorang penulis pemula, apabila kita sudah berhasil menulis sebuah buku dan berani untuk menerbitkannya, kita telah menciptakan kemajuan dan  capaian yang luar biasa dalam menulis. Jadikan setiap karya yang kita hasilkan menjadi penyemangat untuk melahirkan karya berikutnya, karena penulis profesional adalah penulis yang menjadikan menulis sebagai profesi, dimana ia tetap konsisten untuk menghasilkan karya.

“Torehkan penamu dari hikmah jejak kakimu, siapa tahu itu jadi penolongmu”. (Cak Inin)

9 komentar:

  1. Luar biasa, bagus sekali Pak resumenya.👍👍👍
    Sangat menginspirasi.

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah selesai juga ditengah kesibukan. Bagus dan keren....

    BalasHapus
  3. Mantap Pak Andrean. Resumenya lengkap, rapi, dan informatif. Lanjutkan...!!

    BalasHapus
  4. Terima kasih atas kunjungannya Bapak/Ibu...

    BalasHapus
  5. mantap, keren, selalu dinanti tulisannya pak, semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus

Sudah Buka, Kok Lemas!

  Hal yang kita tunggu setelah berpuasa seharian adalah waktu berbuka. Dengan berbuka kita berharap dapat mengisi kembali energi yang hilang...