Menulis sejak tahun 2014, tetapi telah menerbitkan buku dalam jumlah fantastis yakni 500-an lebih. Mungkin sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana cara menulis buku sebanyak itu dalam kurun waktu 7 tahun.
Ibu Emi Sudarwati, inilah penulis yang berhasil melakukannya. Ia adalah seorang guru Bahasa Daerah di SMPN 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Hal yang menjadi motivasinya untuk menulis adalah ia ingin agar siswa dan guru Indonesia terinspirasi dari untuk menyukai menulis serta berharap dengan menulis ia bisa keliling dunia melalui.
Diantara
banyaknya buku tersebut, ada satu buku yang paling berkesan bagi Ibu Emi, yaitu
buku “Juara 1 Inobel”. Buku yang ia tulis berdasarkan pengalamannya menjadi
juara 1 inobel tingkat nasional dari kemdikbud. Buku tersebut merupakan buku
yang paling laris. Hingga saat ini telah dicetak lebih dari 1000 eksemplar.
Berhasil menerbitkan lebih dari 500 buku tentunya bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh Ibu Emi untuk mewujudkannya, diantaranya:
1. Konsisten Menulis
Setiap
hari Ibu Emi menyempatkan 20 menit untuk membaca dan 10 menit untuk menulis. Ia
mengaku, pertama-tama memang harus dipaksa, namun seiring dengan berjalannya
waktu akan menjadi terbiasa.
2. Mencari inspirasi dengan lingkungan sekitar
Ibu
Emi mengatakan setiap hari ia berjumpa dengan 900-an siswa. Merekalah yang
menjadi sumber inspirasinya dalam menulis. Selain itu, dirumah ia juga
mempunyai perpustakaan pribadi yang terdiri lebih dari 1500 buku. Dari
buku-buku itulah ia belajar.
3. Menulis kolaborasi
Hal
yang juga dapat kita lakukan untuk menghasilkan banyak buku adalah dengan
menulis kolaborasi. Sebenarnya dari 500 lebih buku yang Ibu Emi terbitkan, ada
7 buku yang karyanya sendiri (solo), sedangkan yang lain merupakan buku
antologi bersama siswa, teman guru,
sastrawan, budayawan, atau siapa saja yang mau. Oleh sebab itu, agar energy menulis
selalu terjaga maka bergaullah dengan penulis.
4. Membaca buku sesuai genre yang ingin kita tulis
Apabila
kita ingin menerbitkan buku dengan tema tertentu, hal yang harus kita lakukan adalah
membaca buku sesuai dengan buku yang ingin kita tulis. Misalnya, jika ingin
menerbitkan buku cerita anak, maka harus banyak membaca buku cerita anak.
Begitupun juga untuk karya-karya yang lain.
5. Refreshing
Biasanya
dalam menulis kita sering mengalami kehabisan ide. Ibu Emi mensiasatinya dengan
melakukan hal lain terlebih dahulu, seperti membaca buku, jalan-jalan, dan
mengerjakan pekerjaan rumah. Kadang-kadang ide akan datang disaat kita sedang
melakukan aktivitas tersebut, Catat ide tersebut dikertas atau kita bisa juga merekamnya
melalui Hp. Kemudian, ketika ada waktu luang baru kita lanjutkan untuk menulis.
Itulah
kelima hal yang dilakukan oleh Ibu Emi untuk bisa menerbitkan banyak buku. Ia memulai
dengan membangun sikap untuk suka membaca dan menulis. Apabila kita telah
menyukainya maka kita akan senang hati dan ketagihan untuk terus melakukannya.
Prestasi terbaru yang didapatkan oleh Ibu Emi pada tahun 2021 adalah “Buku Pantun Nasehat 1000 guru ASEAN” mencatat rekor muri dunia penulis pantun terbanyak. Buku tersebut ditulis oleh guru-guru yang berasal dari empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, singapura, dan brunei Darussalam. Dimana Ibu Emi termasuk didalamnya.
Penutup, Ibu Emi berpesan, tulislah sejarah sendiri mulai hari ini. Jangan tunggu orang lain menulis tentang kita. Cobalah luangkan waktu membaca 20 menit, lalu tulislah 10 menit. Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi sepeti yang Omjay lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar