Selasa, 02 Maret 2021

Menjadi Guru yang Senang Membaca dan Menulis

Menulis sejak tahun 2014, tetapi telah menerbitkan buku dalam jumlah fantastis yakni 500-an lebih. Mungkin sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana cara menulis buku sebanyak itu dalam kurun waktu 7 tahun.

Ibu Emi Sudarwati, inilah penulis yang berhasil melakukannya. Ia adalah seorang guru Bahasa Daerah di SMPN 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Hal yang menjadi motivasinya untuk menulis adalah ia ingin agar siswa dan guru Indonesia terinspirasi dari untuk menyukai menulis serta berharap dengan menulis ia bisa keliling dunia melalui.

Diantara banyaknya buku tersebut, ada satu buku yang paling berkesan bagi Ibu Emi, yaitu buku “Juara 1 Inobel”. Buku yang ia tulis berdasarkan pengalamannya menjadi juara 1 inobel tingkat nasional dari kemdikbud. Buku tersebut merupakan buku yang paling laris. Hingga saat ini telah dicetak lebih dari 1000 eksemplar.

Berhasil menerbitkan lebih dari 500 buku tentunya bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh Ibu Emi untuk mewujudkannya, diantaranya:

1.        Konsisten Menulis

Setiap hari Ibu Emi menyempatkan 20 menit untuk membaca dan 10 menit untuk menulis. Ia mengaku, pertama-tama memang harus dipaksa, namun seiring dengan berjalannya waktu akan menjadi terbiasa.

2.        Mencari inspirasi dengan lingkungan sekitar

Ibu Emi mengatakan setiap hari ia berjumpa dengan 900-an siswa. Merekalah yang menjadi sumber inspirasinya dalam menulis. Selain itu, dirumah ia juga mempunyai perpustakaan pribadi yang terdiri lebih dari 1500 buku. Dari buku-buku itulah ia belajar.

3.        Menulis kolaborasi

Hal yang juga dapat kita lakukan untuk menghasilkan banyak buku adalah dengan menulis kolaborasi. Sebenarnya dari 500 lebih buku yang Ibu Emi terbitkan, ada 7 buku yang karyanya sendiri (solo), sedangkan yang lain merupakan buku antologi bersama siswa,  teman guru, sastrawan, budayawan, atau siapa saja yang mau. Oleh sebab itu, agar energy menulis selalu terjaga maka bergaullah dengan penulis.

4.        Membaca buku sesuai genre yang ingin kita tulis

Apabila kita ingin menerbitkan buku dengan tema tertentu, hal yang harus kita lakukan adalah membaca buku sesuai dengan buku yang ingin kita tulis. Misalnya, jika ingin menerbitkan buku cerita anak, maka harus banyak membaca buku cerita anak. Begitupun juga untuk karya-karya yang lain.

5.        Refreshing

Biasanya dalam menulis kita sering mengalami kehabisan ide. Ibu Emi mensiasatinya dengan melakukan hal lain terlebih dahulu, seperti membaca buku, jalan-jalan, dan mengerjakan pekerjaan rumah. Kadang-kadang ide akan datang disaat kita sedang melakukan aktivitas tersebut, Catat ide tersebut dikertas atau kita bisa juga merekamnya melalui Hp. Kemudian, ketika ada waktu luang baru kita lanjutkan untuk menulis.

Itulah kelima hal yang dilakukan oleh Ibu Emi untuk bisa menerbitkan banyak buku. Ia memulai dengan membangun sikap untuk suka membaca dan menulis. Apabila kita telah menyukainya maka kita akan senang hati dan ketagihan untuk terus melakukannya.

Prestasi terbaru yang didapatkan oleh Ibu Emi pada tahun 2021 adalah “Buku Pantun Nasehat 1000 guru ASEAN” mencatat rekor muri dunia penulis pantun terbanyak. Buku tersebut ditulis oleh guru-guru yang berasal dari empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, singapura, dan brunei Darussalam. Dimana Ibu Emi termasuk didalamnya.


Penutup, Ibu Emi berpesan, tulislah sejarah sendiri mulai hari ini. Jangan tunggu orang lain menulis tentang kita. Cobalah luangkan waktu membaca 20 menit, lalu tulislah 10 menit. Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi sepeti yang Omjay lakukan.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sudah Buka, Kok Lemas!

  Hal yang kita tunggu setelah berpuasa seharian adalah waktu berbuka. Dengan berbuka kita berharap dapat mengisi kembali energi yang hilang...