Kamis, 26 November 2020

Menulis Tanpa Ide

 Untuk menjadi seorang penulis yang handal kita dituntut untuk terus menulis dan menghasilkan karya, agar kemampuan kita dalam mengolah apa yang kita pikirkan menjadi tulisan semakin terasah. Namun, dalam usaha kita tersebut kadangkala kita merasakan tidak tahu apa yang akan ditulis atau merasakan kehabisan ide untuk menjadi bahan sebuah tulisan. Hal seperti ini merupakan sesuatu yang lazim terjadi pada penulis pemula. Kira-kira apa yang menyebabkan kita kehabisan ide?  dan bagaimana caranya untuk mengatasi kehabisan ide dalam menulis?

Bapak Budiman Hakim atau sering disapa Om Bud memberikan penjelasan mengapa kita bisa mengalami kehabisan ide dalam menulis atau dikenal dengan writer’s block dan bagaimana cara mengatasinya.

Om Bud atau Bapak Budiman Hakim adalah seorang pengajar,penulis, dan pengusaha. Beliau mengawali karir sebagai copywriter di Advertising Agency, Leo Burnet, kemudian pindah ke Advertising Agency Ogilvy. Selanjutnya beliau membangun agency sendiri yang bernama MACS909 dan menduduki jabatan sebagai Creative Advisor. Berbagai penghargaan yang diraih oleh Om Bud baik di ajang festival periklanan local maupun internasional.

Dalam dunia kepenulisan Om Bud telah menhasilkan banyak buku diantaranya: Lanturan tapi Relevan (Penggalian Ide untuk Iklan), Ngobrolin Iklan Yuk, Go West and Gowes (Kehidupan Keseharian Seorang Copywriter) dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sebelum kita membahas tentang writer’s block kita perlu tahu “Bagaimanakah cara kita mengetahui bahwa tulisan kita menarik atau tidak?” Om Bud menjelaskan, caranya mudah saja. Tulisan yang bagus adalah tulisan yang mampu menggugah emosi pembaca. Misalkan ketika kita membaca sebuah novel dan membuat kita menangis tersedu-sedu karena isinya menguras air mata maka novel tersebut dapat dikatakan sukses. Begitu juga dengan buku humor, buku akan dikatakan bagus apabila buku tersebut mampu membuat pembacanya tertawa terbahak-bahak. Dari dua hal tersebut kita menemukan jawaban bahwa tulisan yang menarik adalah tulisan yang mampu menggugah emosi pembaca. Ketika kita menulis sebuah cerita kita wajib memasukkan unsur emosi dalam cerita tersebut. Namun pelaksanaannya tidak mudah untuk dilakukan.

Ketika kita ingin menulis seringkali kita tidak punya atau kehabisan ide untuk menjadi bahan tulisan kita. Bagaimana cara mengantisipasinya?

1.        Memanfaatkan emosi

Caranya sangat sederhana. Tuliskan semua perubahan emosi dalam kehidupan kita sehari-hari. Metode ini biasa Om Bud sebut dengan Cerpenting (Cerita Pendek Tidak Penting). Cerpenting adalah metode menuliskan peristiwa-peristiwa “remeh” yang terjadi disekeliling kita. Meskipun ceritanya sepele tapi ternyata kita bisa tertawa dan terharu dengan peristiwa tersebut dan menggugah emosi kita. Misalnya cerita bagi yang punya anak kecil pastinya sering ngakak melihat kelucuan anaknya atau ketika kita lagi naik motor kehabisan bensin dan lupa membawa duit. Sudah jauh-jauh mendorong motor pas sampai ternyata ATMnya rusak. Hal tersebut “ngeselinkan?” maka tuliskan.

 

Menulis Cerpenting memang menuliskan sesuatu yang tidak penting namun  manfaatnya sangat penting. Kenapa? Karena apabila kita bisa menggugah emosi pembaca dengan topik yang sangat sepele pastinya akan menjadi karya tulis yang sangat bagus. Jika sudah terbiasa menulis Cerpenting maka kita akan selalu mendapat pemicu untuk menulis. Tidak perlu memikirkan apakah tulisan kita bermanfaat atau tidak, anggap saja itu adalah latihan kita untuk menulis yang menyenangkan, karena peristiwa tersebut kita alami sendiri.

 

2.        Memancing emosi

Dari emosi yang kita peroleh selanjutnya kita konversikan menjadi ide. Seperti kalimat “jangan tunggu kaya baru berderma, tapi berdermalah dulu sampai kita kaya” atau “jangan menunggu bahagia lalu tersenyum. Tapi tersenyumlah maka kebahagiaan akan datang”. Om Bud menceritkan bahwa sepanjang pengalaman beliau dalam menulis beliau menemukan rahasia cara menulis tanpa ide. Setelah beliau cobakan ternyata formulasinya persis sama dengan formulasi kalimat-kalimat motivasi diatas “jangan menunggu ide datang baru menulis. Menulislah dulu maka ide akan datang padamu”. 

 

Pertanyaannya bagaimana menulis tanpa ide? Ide itu tidak boleh ditunggu, ide itu harus dipancing. Bagaimana cara memancingnya? Coba perhatikan sekeliling kita, lalu tuliskan benda-benda yang kita tangkap melalui pancaindera. Kemudian gabung dan susun semua benda tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaidera, tulisan tersebut akan berfungsi sebagai pemicu supaya ide datang. Misalnya disekeliling kita melihat: printer, kertas, dinding, AC, jam dan laptop. Kalimat yang dapat kita buat misalnya “Printer warna hitam didepanku menungguiku kaku, ditemani kertas-kertas kosong yang berserakan disekitarnya. Aku lihat dinding tampak pucat, barangkali kedinginan karena berjam-jam disembur AC yang begitu angkuh. Jam menunjukkan pukul 2 pagi, tapi layar laptopku masih juga kosong. Dan hingga detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri”.

 

Dari ilustrasi diatas kita baru mempergunakan satu indera yaitu indera penglihatan. Padahal kita masih punya indera penciuman, pendengaran, pengecap, dan peraba sebagai alat untuk bereksplorasi. Semua yang ditangkap oleh panca indera berpotensi sebagai pemancing ide untuk membuat tulisan.

Kesimpulannya ialah meskipun belum punya ide tetap nyalakan laptop untuk menulis. Biasakan menulis dulu tanpa menunggu ide datang, cara menulis seperti ini adalah cara untuk memancing ide datang. Ketika ide sudah terjaring barulah kita kemas menjadi suatu tulisan yang menarik. Silakan dipraktekkan metode ini, sebuah metode akan sulit dipahami apabila tidak dipraktekkan.Menulis adalah sebuah proses. Menulis bukan skill yang bisa diperoleh dalam jangka waktu semalam. Caranya agar terampil menulis adalah dengan terus berlatih. 

Kritik dan Saran 👇😁🙏 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sudah Buka, Kok Lemas!

  Hal yang kita tunggu setelah berpuasa seharian adalah waktu berbuka. Dengan berbuka kita berharap dapat mengisi kembali energi yang hilang...